Harga Bitcoin Lesu Darah, Investor Cemas The Fed Naikkan Bunga Acuan Lagi

Senin, 25 Juli 2022 14:28 WIB

Ilustrasi kripto. Pexels/Alesia Kozik

TEMPO.CO, Jakarta - Harga Bitcoin (BTC) terpantau kembali melemah seiring dengan sikap investor yang menanti hasil pertemuan The Fed.

Mengutip data CoinMarketCap, Senin 25 Juli 2022, harga Bitcoin turun 3,45 persen selama 24 jam terakhir menjadi US$21.870. Pada dini hari tadi harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia tersebut sempat menguji kisaran US$23.000.

Harga sejumlah altcoin juga ikut melemah, harga Ethereum (ETH) turun 5,56 persen menjadi US$1.519, Solana (SOL) terkoreksi 5,94 persen ke level US$38,37, dan Dogecoin (DOGE) turun 5,30 persen ke posisi US$0,065.

Trader Tokocrypto, Nathan Alexander menjelaskan pergerakan pasar kripto awal pekan ini memang cukup mengecewakan. Sepanjang akhir pekan lalu, Bitcoin diperdagangkan sideways dan bahkan sempat berada di bawah US$22.500.

Padahal, hari Rabu pekan lalu BTC mencapai level tertinggi sejak sebulan terakhir menembus US$24.000.

Dari sisi teknikal, kinerja buruk kripto awal pekan ini disebabkan oleh ketidakmampuan Bitcoin untuk mempertahankan kinerja di atas level Simple Moving Average dalam kurun 200 pekan terakhir di angka US$22.800.

“Investor mencerna kondisi itu sebagai sinyal bahwa harga BTC kemungkinan tak dapat menguat lebih jauh lagi,” jelasnya dikutip dalam keterangan resminya, Senin 25 Juli 2022.

Nathan menambahkan, penurunan ini juga disebabkan sikap investor yang meninjau kembali kecemasan atas inflasi dan ekonomi global. Hal tersebut membuat investor mengakhiri aksi beli untuk mundur dari aset berisiko.

Selain itu, investor juga tengah mengantisipasi kebijakan moneter teranyar The Fed.

“Investor pun terlihat sudah melakukan priced in terhadap peristiwa-peristiwa makroekonomi di depan mata, utamanya kenaikan suku bunga acuan The Fed yang dijadwalkan terjadi pada 28 Juli mendatang,” ujarnya.

Sejauh ini, pelaku pasar meyakini The Fed akan menjaga komitmennya untuk mengerek suku bunga acuan paling tinggi 75 basis poin. Melihat hal ini investor masih menanti gerak pasar indeks saham AS ke depannya.

Nathan melanjutkan, pergerakan pasar kripto pekan ini akan tertekan hingga cenderung sideways. Menurutnya, jika harga BTC terus berada di bawah level US$22.500, maka berpotensi melakukan retest ke level US$20.800 hingga US$21.300.

“Target kenaikan harga Bitcoin apabila mampu breakout area resistensi berada pada harga US$ 24.776, dan 20-day EMA pada harga US$ 21.735 menjadi titik support-nya apabila harga Bitcoin mengalami koreksi,” pungkas Nathan.

Baca: Transaksi Aset Kripto Terbanyak di RI: Tether Rp 42,3 T, Bitcoin Rp 18,5 T dan Ethereum Rp 14,2 T

Berita terkait

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

17 jam lalu

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

2 hari lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

5 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

5 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

7 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

8 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

11 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

11 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

12 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya