Inflasi Selandia Baru Melambung ke 7,3 Persen, Rekor Tertinggi dalam 32 Tahun

Senin, 18 Juli 2022 09:49 WIB

Orang-orang melihat nilai tukar mata uang asing yang ditampilkan di NZ Stock Exchange di Wellington pada 23 September 2009. [REUTERS / Anthony Phelps]

TEMPO.CO, Jakarta - Inflasi kuartalan Selandia Baru per kuartal kedua tahun 2022 tercatat sebesar 7,3 persen atau mencapai rekor tertinggi dalam 32 tahun terakhir. Dikutip dari Bloomberg, Senin, 18 Juli 2022, laju indeks harga konsumen atau CPI tersebut dilaporkan melambung bila dibandingkan peride serupa tahun lalu (yoy) sebesar 6,9 persen.

Angka inflasi tersebut melampuai proyeksi sejumlah ekonom yang memperkirakan inflasi mencapai 7,1 persen. Jika dibandingkan dengan kuartal I tahun 2022, inflasi pada kuartal II tersebut naik 1,7 persen, lebih tinggi dari median proyeksi ekonom sebesar 1,5 persen.

Seperti bank sentral-bank sentral di seluruh dunia, Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) menaikkan suku bunga acuan Official Cash Rate sebesar 50 basis poin, kenaikan ketiga berturut-turut menjadi 2,5 persen. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi yang meningkat karena permintaan melebihi pasokan di tengah pandemi dan perang di Ukraina.

RBNZ juga menyatakan bakal terus memperketat kebijakan secara terukur. Adapun nilai tukar dolar Selandia Baru menguat setelah rilis data menjadi 61,78 sen AS pada 11:30 waktu Wellington, naik dari 61,53 sen sebelumnya. Inflasi tahunan berjalan paling cepat sejak kuartal kedua tahun 1990 yang saat itu mencapai 7,6 persen.

Bank sentral Selandia Baru menargetkan titik tengah suku bunga kisaran 1-3 persen dalam jangka menengah. Pada bulan Mei, RBNZ memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya pada 7 persen tahun ini kemudian kembali ke puncaknya pada akhir 2023. Namun, pekan lalu bank sentral itu menyebut ada risiko kenaikan jangka pendek terhadap inflasi.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menilai laju inflasi di negaranya sudah sangat tinggi. Bahkan, menurut dia, tingkat inflasi AS pada Juni 2022 yang meroket ke level 9,1 persen sangat mengkhawatirkan.

Selanjutnya: AS akan batasi harga jual minyak Rusia untuk tekan inflasi..

<!--more-->

"Inflasi sangat tinggi, dan itu terbukti dari laporan Rabu lalu," kata Yellen dalam konferensi pers di Bali menjelang acara G20, Kamis 14 Juli 2022.

Oleh karena itu, prioritas pemerintah Amerika Serikat saat ini adalah meredam lonjakan inflasi tersebut. Ia pun menyatakan pihaknya akan mendukung penuh upaya bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) dalam mengambil kebijakan yang dirasa perlu untuk menahan laju kenaikan harga barang dan jasa.

Selain itu, kata mantan Gubernur The Fed ini, pemerintah Amerika Serikat juga bakal mengambil langkah strategis yang diyakini dapat mendukung penurunan inflasi AS dalam jangka pendek. "Terutama soal harga energi dan cadangan minyak strategis."

Janet Yellen menyatakan bahwa pemerintah AS tengah berupaya mengatur batas harga minyak mentah asal Rusia untuk menghindari potensi lonjakan harga minyak di masa depan. Sebab, hampir setengah dari kenaikan harga dalam angka inflasi terbaru yang dirilis tersebut berasal dari biaya energi yang tinggi.

BISNIS | RIANI SANUSI PUTRI

Baca: Batas Waktu Daftar PSE ke KominfoTinggal 2 Hari Lagi, Kenapa Twitter dkk Bergeming?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

3 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

4 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

5 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya