Harga Minyak Mentah Hari Ini Turun Tipis Jadi USD 99,37 per Barel

Reporter

Antara

Kamis, 14 Juli 2022 08:23 WIB

Ilustrasi Kilang Minyak. shutterstock.com

TEMPO.CO, Singapura - Harga minyak sedikit melemah di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi, 14 Juli 2022. Karena investor menggandakan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) AS yang besar guna membendung inflasi dan akan mengekang permintaan minyak.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September turun 20 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 99,37 dolar AS per barel pada pukul 00.10 GMT, setelah naik 8 sen pada Rabu, 13 Juli 2022.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus berada di 95,93 dolar AS per barel, turun 37 sen atau 0,4 persen, setelah naik 46 sen di sesi sebelumnya.

Federal Reserve diperkirakan meningkatkan pertempurannya melawan inflasi tinggi 40 tahun dengan kenaikan suku bunga 100 basis poin yang sangat besar bulan ini, setelah laporan inflasi yang suram menunjukkan tekanan harga meningkat.

Bank sentral Kanada pada Rabu, 13 Juli 2022, menaikkan suku bunga utamanya sebesar 100 basis poin dalam upaya untuk menghancurkan inflasi, mengejutkan pasar dan menjadi negara G7 pertama yang melakukan kenaikan agresif dalam siklus ekonomi ini.

Komisi Eropa memperkirakan rekor tingkat inflasi dan memangkas perkiraan PDB untuk 2022 dan 2023 sebagai akibat dari perang di Ukraina, mengganggu permintaan karena lonjakan harga dan bahaya kekurangan energi musim dingin, Bloomberg News melaporkan pada Rabu mengutip rancangan proyeksi.

Investor juga berbondong-bondong ke dolar, sering dilihat sebagai aset safe haven. Indeks dolar mencapai level tertinggi 20 tahun pada Rabu, 13 Juli 2022, yang membuat pembelian minyak lebih mahal bagi pembeli non-AS.

Kekhawatiran pembatasan Covid-19 di beberapa kota di Cina untuk mengendalikan kasus baru dari sub-varian yang sangat menular juga telah membatasi harga.

Impor minyak mentah harian Cina pada Juni merosot ke level terendah sejak Juli 2018, karena para penyuling mengantisipasi langkah-langkah penguncian Covid-19 untuk mengekang permintaan, data menunjukkan pada Rabu, 13 Juli 2022.

Sementara itu Presiden AS Joe Biden pada Jumat, 15 Juli 2022, akan terbang ke Arab Saudi, di mana ia akan menghadiri pertemuan puncak sekutu Teluk dan menyerukan sekutu tersebut untuk memompa lebih banyak minyak.

Namun kapasitas cadangan di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) hampir habis dengan sebagian besar produsen memompa pada kapasitas maksimum dan ada keraguan tentang berapa banyak tambahan yang dapat dibawa Arab Saudi ke pasar dengan cepat.

Data dari Badan Informasi Energi AS juga menunjukkan permintaan yang melambat dengan produk yang dipasok merosot menjadi 18,7 juta barel per hari, terendah sejak Juni 2021. Persediaan minyak mentah naik, didukung oleh rilis besar lainnya dari cadangan strategis.

Baca Juga: Pertamina Naikkan Harga Pertamax Turbo Jadi Rp 16.200 per Liter

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

14 jam lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

20 jam lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya