Rupiah Tembus Rp 15 Ribu, Ekonom Soroti Risiko Beban Utang Luar Negeri

Rabu, 6 Juli 2022 07:46 WIB

Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyoroti meningkatnya risiko utang luar negeri di tengah pelemahan nilai tukar rupiah. Dalam beberapa hari ini, mata uang garuda loyo hingga menembus Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat.

"Beban utang luar negeri (ULN) sektor swasta meningkat karena pendapatan sebagian besar diperoleh dalam bentuk rupiah, sementara bunga dan cicilan pokok berbentuk valas," ujar Bhima saat dihubungi pada Selasa, 5 Juli 2022.

Menurut Bhima, tidak semua perusahaan swasta yang memiliki utang luar negeri bakal melakukan hedging atau strategi untuk menekan risiko pelemahan rupiah. Namun, ia yakin situasi currency missmatch akan mendorong swasta melakukan berbagai cara, salah satunya efisiensi operasional.

Selain dampak terhadap utang luar negeri, ia khawatir gejolak rupiah akan memicu imported inflation atau kenaikan biaya impor, terutama pangan. Imported inflation mungkin terjadi walau sejauh ini belum dirasakan. Sebab, produsen masih menahan harga di tingkat konsumen.

"Tapi ketika beban biaya impor sudah naik signifikan akibat selisih kurs, imbasnya ke konsumen juga," ujar Bhima.

Advertising
Advertising

Mata uang rupiah, seperti yang tertampil di aplikasi RTI, melemah bahkan menembus angka Rp 15.962 pada pukul 11.31 WIB, kemarin. Level itu menunjukkan ada penguatan dolar Amerika Serikat sebesar 40 poin atau 0,27 persen dari awal perdagangan hari ini. Rupiah pun sempat menyentuh Rp 15.922 hingga Rp 15.966.

Jika dilihat dari pergerakan sejak bulan lalu, dolar Amerika Serikat berada di level peningkatan paling tinggi terhadap rupiah. Pada awal Juni, rupiah berada di posisi Rp 14.454 terhadap dolar. Lalu pada pertengahan Juni, rupiah bertengger di posisi Rp 14.600-14.800. Dolar terus menguat sampai akhir Juni, bahkan awet hingga saat ini.

Bhima berpendapat pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terjadi karena masih dibayangi sentimen negatif di pasar saham. Dia mencatat dana asing jual bersih Rp 572 miliar di seluruh pasar pada penutupan perdagangan kemarin.

"Investor memang mencermati risiko kenaikan The Fed rate terhadap Indonesia sehingga melakukan penjualan aset berisiko tinggi," kata Bhima.

Data inflasi Juni yang cukup tinggi sejak 2017, kata dia, juga menjadi kekhawatiran risiko stagflasi. Apalagi BI masih menahan suku bunga tentu risk nya naik di market. Cadang devisa akan makin tertekan disaat arus modal keluar tinggi sekaligus kinerja ekspor komoditas mulai terkoreksi. Salah satu alasan pelemahan rupiah juga karena BI masih menahan suku bunga.

"Ditahannya suku bunga acuan membuat spread imbal hasil US Treasury dengan surat utang SBN semakin menyempit," ujarnya.

Baca juga: Menahan Gejolak Pelemahan Rupiah

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

3 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

7 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

9 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

9 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

11 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

11 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

15 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

17 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

18 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

20 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya