Harga Minyak Dunia Diprediksi Meroket Tembus USD 380 per Barel, Ini Penjelasan JP Morgan Chase

Minggu, 3 Juli 2022 05:00 WIB

Ilustrasi Kilang Minyak. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Analis JP Morgan Chase & Co, Natasha Kaneva memprediksi harga minyak dunia bisa terus meroket dan menembus level US$ 380 per barel jika krisis minyak terjadi.

Hal ini tak lepas dari kondisi terakhir yang menunjukkan bahwa Rusia mampu memangkas produksi minyak mentah harian sebesar 5 juta barel tanpa mengganggu perekonomian. Hal tersebut dapat dilakukan karena posisi fiskal Moskow yang kuat.

Namun, kata Kaneva, untuk sebagian besar negara lainnya, hal ini dapat menjadi bencana dan menyebabkan harga minyak melesat ke level yang disebut stratosfer. Ia meramalkan saat itu harga minyak global bisa melonjak ke US$ 380 per barel.

“Risiko yang paling jelas dan mungkin dengan pembatasan harga adalah bahwa Rusia mungkin memilih untuk tidak berpartisipasi dan malah membalas dengan mengurangi ekspor. Ketatnya pasar minyak global ada di pihak Rusia,” ujar Natasha dikutip dari Bloomberg, Sabtu, 2 Juli 2022.

Oleh karena itu, saat ini negara-negara G7 tengah menyusun mekanisme untuk membatasi harga minyak agar tidak melambung tinggi.

Advertising
Advertising

Adapun harga minyak dunia masih terus merangkak akibat imbas sanksi AS dan Eropa yang memboikot pasokan minyak dari Rusia.

Mengutip data Bloomberg, Sabtu, 2 Juli 2022, pukul 09.20 WIB, harga minyak WTI Crude Oil untuk kontrak Agustus 2022 naik 2,52 persen menjadi US$ 108,43 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak September 2022 juga menguat 2,38 persen ke US$ 111,63 per barel.

<!--more-->

Hasil riset yang diterbitkan Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) pada Jumat sebelumnya, 1 Juli 2022, menunjukkan pergerakan harga minyak mendapat katalis negatif dari rencana Uni Eropa untuk menerapkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.

Tak hanya itu, ada faktor desakan dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden kepada negara produsen energi utama untuk meningkatkan produksi. Hal ini untuk menekan lonjakan harga bensin yang rata-rata mencapai lebih dari US$ 5 per galon.

Baru-baru ini Rusia menggenjot penjualan bahan bakar ke wilayah Afrika dan Timur Tengah usai embargo penuh UE yang akan berlaku pada akhir 2022.

Peralihan pasar tujuan penjualan komoditas energi Rusia ini, menurut ICDX, mengindikasikan potensi semakin ketatnya pasokan energi di Eropa. "Melihat hingga saat ini Eropa belum mampu menemukan pemasok alternatif untuk kehilangan atas pasokan energi Rusia,” tulis analis ICDX.

Adapun harga minyak dunia mengawali bulan ini dengan kenaikan, setelah sempat turun 9 persen pada Juni 2022. Hal ini terjadi menyusul kenaikan suku bunga yang dilakukan The Fed dan bank sentral negara lainnya, serta wilayah Shanghai Cina yang dibuka kembali setelah lockdown.

BISNIS

Baca: Bank Mandiri Beberkan Kronologi Kredit Macet Titan Energy Rp 6,7 Triliun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

14 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

16 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

19 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

3 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya