Bank Mandiri Beberkan Kronologi Kredit Macet Titan Energy Rp 6,7 Triliun

Sabtu, 2 Juli 2022 17:19 WIB

Gedung Bank Mandiri di Jakarta

TEMPO.CO, Jakarta - VP Corporate Communication PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Ricky Andriano blak-blakan menjelaskan soal kredit macet perusahaan batu bara PT Titan Infra Energy senilai US$ 450 juta kepada kreditur sindikasi yang hingga kini belum jelas penyelesaiannya. Bila dirupiahkan, kredit itu setara dengan Rp 6,7 triliun menggunakan asumsi kurs Rp 14.970,5 per dolar AS.

Adapun kredit itu dikucurkan oleh sindikasi yang terdiri atas PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Credit Suisse, dan Trafigura. Hingga tenggat waktu yang disepakati yakni Kamis lalu, 30 Juni 2022, para kreditur masih belum menerima proposal restrukturisasi kredit yang dijanjikan Direktur Utama PT Titan Infra Energy Darwan Siregar.

Ricky menjelaskan Titan Infra Energy telah berhenti mencicil sesuai ketentuan yang berlaku pada Februari 2020. Berikutnya, label kredit macet ditetapkan oleh kreditur pada Agustus 2020. Hingga kini, perusahaan tersebut tidak melaksanakan kewajiban sesuai kesepakatan awal.

Selama tiga tahun terakhir, kreditur sindikasi juga tidak pernah menerima laporan keuangan audited dari perusahaan batu bara ini. Padahal, bisnis Titan berlangsung normal di masa pandemi Covid-19.

“Solusi kredit macet ini sebenarnya simpel. Kalau memang Titan beritikad baik, segera melunasi kreditnya ataupun bayar tunggakannya kepada seluruh kreditur sindikasi tanpa berdalih apapun,” kata Ricky dalam keterangan tertulis, Jumat, 1 Juli 2022.

Advertising
Advertising

Berdasarkan data yang diterima kreditur sindikasi, kata Ricky, penjualan batu bara oleh Titan tercatat lebih dari US$ 226 juta pada tahun 2020. Angka itu kemudian naik melampaui US$ 281 juta pada tahun 2021.

Adapun penjualan tersebut di antaranya terimbas oleh tren kenaikan harga batu bara dunia. Pada tahun 2018 tercatat harga batu bara yang diekspor US$ 0 per ton, namun kemudian melonjak hingga sempat menyentuh US$ 400 per ton pada bulan Juni 2022.

Dengan tren kenaikan harga batu bara dan penjualan yang terus meroket, menurut Ricky, para kreditur sindikasi yakin Titan mampu menyelesaikan kewajiban dan tidak layak mengajukan restrukturisasi dengan alasan terdampak pandemi.

Kalaupun memang ada faktor force majeur, kata Ricky, tentunya bank akan melakukan restrukturisasi lewat penjadwalan ulang pembayaran, diskon, dan opsi keringanan lainnya. Termasuk di antaranya dengan ikut membantu mencarikan investor baru untuk meringankan beban debitur.

Selanjutnya: Alasan Bank Mandiri menilai Titan mampu membayar kredit

<!--more-->

“Alasan yang disebutkan Titan tidak terpenuhi, karena perusahaan masih dalam keadaan baik. Bahkan, saat ini harga batu bara sudah 10 kali lipat dari harga awal," ucapnya. "Tentunya, kemampuan perusahaan ada, kecuali memang berniat tidak bayar alias ngemplang."

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Titan Darwan Siregar menyatakan bahwa perjanjian kredit itu berlaku hingga November 2023. Kredit sebesar US$ 450 juta itu memiliki jaminan seluruh aset, saham, jaminan perusahaan, anak perusahaan, serta jaminan pribadi.

Titan, kata Darwan, telah berupaya melakukan penangguhan pembayaran pada 2020 lantaran dampak pandemi Covid 19. Kondisi ini membuat harga komoditas energi termasuk batu bara terjun bebas ke titik terendah.

Darwan memaparkan bahwa Titan berusaha mengikuti kebijakan relaksasi kredit yang digulirkan regulator. Tapi sepanjang tiga tahun terakhir ini, upaya restrukturisasi kredit yang disodorkan Titan ke kreditur sindikasi, termasuk Bank Mandiri dinilai bertepuk sebelah tangan.

“Sebagai bentuk niat baik, kami akan segera datangi kembali Bank Mandiri," ujar Darwan. "Sebagai nasabah, kami berharap komunikasi bisa berjalan lebih baik lagi."

Lebih jauh, kata Darwan, Titan juga terus berupaya mengangsur kredit sindikasi tersebut. Per tahun 2021, misalnya, Titan sudah membayar lebih dari US$ 46 juta dan sampai dengan bulan Juni 2022, lebih dari US$ 35 juta dibayarkan.

Adapun jumlah kucuran awal kredit sindikasi ini mencapai US$ 450 juta dengan porsi terbesar diberikan oleh Bank Mandiri. Rinciannya adalah porsi CIMB Niaga sebesar 20 persen, porsi Bank Mandiri adalah 60 persen, sedangkan sisanya sebesar 20 persen dikucurkan oleh Credit Suisse dan Trafigura.

BISNIS

Baca: Gaji Ke-13 Cair Hari Ini, Sebaiknya untuk Biayai Sekolah, Investasi atau Bayar Utang?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

1 hari lalu

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

Digitalisasi menjadi salah satu langkah untuk memperluas akses masyarakat terhadap perbankan demi mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

1 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

2 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

3 hari lalu

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

Bank Mandiri menilai suku bunga acuan berpotensi turun pada kuartal IV 2024.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

4 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

6 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

9 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

13 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

13 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya