Inflasi Juni 2022 Capai Rekor Tertinggi, Kenapa Gubernur BI Tak Lekas Naikkan Suku Bunga?

Jumat, 1 Juli 2022 15:41 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan sambutan dalam konferensi internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) ke-13 di Bali, Kamis, 29 Agustus 2019. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS telah mengumumkan laju inflasi Juni 2022 mencapai level 4,35 persen. Angka tersebut tercatat sebagai level tertinggi sejak lima tahun silam atau sejak Juni 2017.

Secara tahunan, penyumbang utama tingkat inflasi Juni 2022 berasal dari komoditas makanan minuman dan tembakau dengan andil kepada inflasi sebesar 0,47 persen. Sedangkan secara bulanan, tingkat inflasi pada periode itu mencapai 0,61 persen dan secara tahun kalender 2022 mencapai 3,19 persen.

Lalu bagaimana respons Gubernur Bank Indonesia?

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan tingkat inflasi per Juni 2022 lebih dipengaruhi oleh komponen harga bergejolak (volatile food). Di sisi lain, inflasi inti pada Juni 2022 tercatat sebesar 2,63 persen secara tahunan.

Ia menilai, laju inflasi secara fundamental itu terbilang masih rendah. Oleh karena itu, masih ada ruang bagi suku bunga acuan untuk tetap dijaga pada level yang rendah.

Advertising
Advertising

“Inflasi inti relatif rendah sehingga itu memberikan ruang fleksibilitas bagi kami untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga,” ujar Perry dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Jumat, 1 Juli 2022.

Lebih jauh, Perry membeberkan bahwa kenaikan subsidi energi oleh pemerintah dengan dukungan pembiayaan dari BI akan tetap mendukung terkendalinya inflasi. Inflasi diyakini bakal terkendali khususnya dari tekanan harga yang diatur pemerintah (administered prices).

Selanjutnya: Sri Mulyani prediksi inflasi akhir tahun mencapai 4,5 persen.

<!--more-->

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memprediksi tingkat inflasi hingga akhir tahun 2022 ini akan berada di 4,5 persen. Laju inflasi tersebut dipengaruhi oleh lonjakan harga komoditas global akibat disrupsi rantai pasok global dan perang antara Rusia dan Ukraina.

Perkiraan tersebut melampaui proyeksi inflasi yang disampaikan pemerintah sebelumnya di kisaran 2 hingga 4 persen. “Inflasi sedikit mengalami tekanan di semester II/2022 di kisaran 3,5 hingga 4,5 persen persen. Keseluruhan tahun (inflasi diperkirakan) di kisaran 3,5 hingga 4,5 persen,” tutur Sri Mulyani.

Bendahara negara itu memperkirakan tekanan dari tingginya harga komoditas masih akan berlanjut di semester II pada tahun 2022. Dengan begitu, inflasi akan terdorong sedikit lebih tinggi dari batas atas sasaran.

Walau demikian, kata Sri Mulyani, peran dari APBN sebagai shock absorber diharapkan dapat mendukung terjaganya daya beli masyarakat dan terkendalinya laju inflasi.

Kepala BPS Margo Yuwono sebelumnya dalam konferensi pers menyebutkan inflasi Juni 2022 mencapai 4,35 persen secara tahunan atau melampaui level tertinggi sejak Juni 2017 yang sebesar 4,37 persen. Adapun komoditas penyumbang utama inflasi pada periode tersebut adalah minyak goreng, cabai merah, dan rokok kretek filter.

BISNIS

Baca: Bantah Lakukan PHK, Produsen Sepatu Nike Sebut Berhentikan 297 Karyawan karena ..

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

8 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

12 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

22 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya