Zulkifli Hasan: Ekspor RI Menguat Pascainvasi Rusia ke Ukraina
Reporter
Eka Yudha Saputra
Editor
Francisca Christy Rosana
Minggu, 19 Juni 2022 18:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan ekspor Indonesia meningkat pasca-invasi Rusia ke Ukraina. Pada Mei 2022, ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 21,51 miliar atau tumbuh 27 persen dibanding Mei 2021 year-on-year (yoy).
“Nilai ekspor ini menguat seiring peningkatan permintaan akibat kekhawatiran pasokan dunia terganggu pascainvasi Rusia ke Ukraina dan peningkatan harga komoditas ekspor unggulan dibanding Mei 2021,” kata Zulkifli Hasan dalam keterangan resmi seperti dikutip pada Ahad, 19 Juni 2022.
Ekspor migas dan nonmigas mengalami pertumbuhan masing-masing 54,49 persen (yoy) dan 25,34 persen (yoy). Selain itu, ekspor seluruh sektor pada Mei 2022 juga menguat jika dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Sektor pertambangan menjadi sektor andalan dengan tingkat pertumbuhan tertinggi sebesar 114,2 persen (yoy), disusul sektor migas 54,5 persen (yoy), dan sektor pertanian 20,32 persen (yoy). Kualitas ekspor Indonesia pun membaik, ditandai dengan semakin pulihnya pertumbuhan ekspor industri pengolahan sebesar 7,78 persen (yoy).
Adapun perbaikan ekspor ditopang produk-produk yang bernilai tambah tinggi, seperti kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89); nikel dan produknya (HS 75); serta bahan kimia anorganik (HS 28). Untuk memacu ekspor bernilai tambah tinggi, Zulkifli mengatakan Kementerian Perdagangan akan mengakselerasi program transformasi perdagangan yang berfokus pada peningkatan ekspor non-komoditas dan digitalisasi perdagangan.
Adapun pada Mei 2022, ekspor nonmigas Indonesia menunjukkan penguatan pada sebagian besar negara mitra dagang utama. Pertumbuhan ekspor nonmigas tertinggi secara tahunan (yoy) tercatat untuk pengiriman ke Senegal yang mencapai 880,35 persen. Kemudian ke India (166 persen), Polandia (106,02 persen), Belgia (88,83 persen), dan Korea Selatan (67,6 persen). Ditinjau dari kawasannya, kenaikan ekspor terbesar terjadi pada ekspor ke Asia Tengah yang tumbuh 332,6 persen, diikuti Asia Selatan (79,59 persen), dan Afrika Barat (77,02 persen).
“Jalinan kerja sama perdagangan dengan negara-negara dan kawasan yang sedang bertumbuh serta pemanfaatan momentum Presidensi G20 merupakan upaya Indonesia dalam mendiversifikasi dan memperluas akses pasar bagi Indonesia,” tutur Mendag.
Tren Ekspor Meningkat Diikuti Kenaikan Impor
Secara kumulatif, ekspor Januari-Mei 2022 mencapai US$ 114,97 miliar atau naik 36,34 persen dari tahun lalu. Kenaikan nilai ekspor tersebut didorong oleh kenaikan ekspor migas sebesar 35,94 persen dan nonmigas 36,36 persen.
Namun, kenaikan ekspor juga disertai oleh kenaikan impor. Impor Indonesia pada Mei 2022 tercatat US$ 18,61 miliar atau tumbuh 30,74 persen (yoy). Secara tahunan, impor migas dan nonmigas masih tumbuh pesat sebesar 62,65 persen dan 25,33 persen pada Mei 2022.
Baca soal tren ekspor dan impor yang meningkat di halaman selanjutnya....
<!--more-->
Berdasarkan penggunaannya, komposisi utama impor pada Mei 2022 masih didominasi impor bahan baku/penolong dengan pangsa 78,77 persen yang meningkat 33,95 persen (yoy). Kemudian, diikuti impor barang modal dengan porsi mencapai 13,09 persen yang mengalami pertumbuhan 29,19 persen (yoy). Selain itu, impor barang konsumsi tercatat hanya mencapai 8,14 persen dari total impor dengan pertumbuhan 7,83 persen (yoy).
“Dominasi dan kenaikan impor bahan baku menunjukkan impor Indonesia ditujukan untuk aktivitas produktif guna mendorong produksi nasional, sementara kenaikan pada barang modal menunjukkan perusahaan manufaktur terus mendorong ekspansi usaha,” tutur Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Menurut Zulkifli, peningkatan impor barang konsumsi mengindikasikan pulihnya daya beli masyarakat seiring dengan membaiknya indeks keyakinan konsumen (IKK) yang tumbuh dari 104,4 pada Mei 2021 menjadi 128,9 di Mei 2022. Di tengah pembatasan ekspor pupuk oleh sejumlah ,seperti Rusia, Cina, Vietnam, dan Kirgistan, impor pupuk (HS 31), Indonesia masih mengalami kenaikan 93,55 persen (yoy) pada Mei 2022.
Selain pupuk, produk dengan kenaikan impor terbesar di antaranya tercatat untuk kelompok perhiasan (HS 71) naik 153,27 persen (yoy), daging hewan (HS 02) 93,55 persen (yoy), gula dan kembang gula (HS 17) 83,38 persen (yoy), serta batu bara (HS 27) 76,95 persen (yoy).
“Mencermati ketidakpastian geopolitik akibat konflik Rusia-Ukraina, tekanan harga komoditas pangan maupun energi, dan gangguan rantai pasok global, Kementerian Perdagangan akan terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga pemerintahan terkait," kata Zulkifli.
Langkah itu, Zulkifli Hasan menuturkan, dilakukan guna menjaga ketersediaan pasokan pangan nasional dan stabilitas harga di dalam negeri. Selain itu, pihaknya memastikan akan menjaga inflasi di tingkat wajar.
Baca juga: Sepekan Pertama Dilantik Jadi Mendag, Zulkifli Hasan Bicara Neraca Perdagangan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.