TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan berbicara mengenai neraca perdagangan Indonesia setelah ia dilantik sebagai anggota Kabinet Indonesia Maju. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), dia mengatakan posisi perdagangan negara pada Mei 2022 kembali mencatatkan surplus.
Surplus sebesar US$ 2,9 miliar meningkat ketimbang Mei 2021 yang tercatat US$ 2,7 miliar.
“Surplus neraca perdagangan Indonesia Mei 2022 didorong surplus perdagangan dengan beberapa negara mitra dagang. India menyumbangkan surplus terbesar senilai US$ 1,35 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 0,99 miliar, dan Filipina US$ 0,83 miliar,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam keterangannya seperti dikutip pada Ahad, 19 Juni 2022.
Neraca perdagangan ditopang oleh surplus nonmigas sebesar US$ 4,75 miliar dan defisit neraca migas USD 1,86 miliar. Kondisi ini, kata Zulkifli, melanjutkan tren surplus selama 25 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Adapun secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia juga masih mencatatkan surplus USD 19,79 miliar pada Januari-Mei 2022. Angka ini jauh lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan surplus US$ 10,51 miliar. Surplus perdagangan Januari-Mei 2022 ditopang surplus sektor nonmigas US$ 29,35 miliar dan defisit sektor migas US$ 9,56 miliar.
Zulkifli menuturkan surplus perdagangan yang tinggi akan berdampak semakin positif bagi produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada triwulan II 2022. “Bila dibandingkan dengan tahun lalu, neraca perdagangan tahun ini diperkirakan jauh lebih baik,” katanya.
Sementara itu, ekspor Indonesia pada Mei 2022 tercatat sebesar US$ 21,51 miliar atau tumbuh 27 persen dibanding Mei 2021 year-on-year (yoy). Ekspor migas dan nonmigas sama-sama mengalami pertumbuhan yang tinggi, masing-masing 54,49 persen (yoy) dan 25,34 persen (yoy).
“Nilai ekspor menguat seiring peningkatan permintaan akibat kekhawatiran pasokan dunia terganggu pasca-invasi Rusia ke Ukraina dan peningkatan harga komoditas ekspor unggulan dibanding Mei 2021,” tutur Zulkifli.
Ekspor seluruh sektor pada Mei 2022 pun menguat bila dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Sektor pertambangan menjadi sektor andalan dengan tingkat pertumbuhan tertinggi sebesar 114,2 persen (yoy), disusul sektor migas 54,5 persen (yoy), dan sektor pertanian 20,32 persen (yoy).
Sejalan dengan itu, kualitas ekspor Indonesia tercatat membaik. Hal ini terlihat dari semakin membaiknya pertumbuhan ekspor industri pengolahan sebesar 7,78 persen (yoy). Perbaikan ekspor tersebut ditopang produk-produk yang bernilai tambah tinggi, seperti kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89); nikel dan produknya (HS 75); serta bahan kimia anorganik (HS 28).
“Untuk memacu ekspor bernilai tambah tinggi, Kementerian Perdagangan terus berupaya mengakselerasi program transformasi perdagangan yang berfokus pada peningkatan ekspor non-komoditas dan digitalisasi perdagangan,” kata Zulkifli Hasan.
Baca juga: OJK: Realisasi Kredit di NTB Tembus Rp 56,9 Triliun per April
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.