Dampak Kenaikan Bunga The Fed, Indef: Rupiah Tertekan, Kita Kekurangan Dolar

Jumat, 17 Juni 2022 11:08 WIB

Jerome Powell. REUTERS/Joshua Roberts

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan kebijakan Bank Sentral AS ‘The Fed’ yang menaikkan suku bunga akan menekan rupiah dan terjadi capital outflow di pasar obligasi pemerintah.

“Yang paling kelihatan terutama investor Surat Berharga Negara (SBN). Investor SBN di bawah satu tahun atau short term itu juga akan cepat berubah. Investor jangka pendek tentu saja mereka akan lari kembali ke Amerika. Yang terjadi tentu capital outflow ini akan menekan rupiah karena dolar AS kembali ke negaranya dan kita kekurangan mata uang AS,” kata Tauhid Ahmad saat dihubungi Tempo, Kamis, 17 Juni 2022.

Ia mengatakan capital outflow dan tekanan terhadap rupiah ini pasti akan terjadi dalam beberapa hari. Selain itu, Bank Indonesia akan merespons kenaikan suku bunga The Fed dengan melakukan operasi pasar keuangan, dengan menginjeksi agar nilai tukar rupiah tidak bergejolak.

“Katakanlah injeksi ini dengan melakukan aksi beli dolar AS di dalam negeri agar nilai tukar itu stabil. Saya kira itu respons yang paling cepat,” katanya.

Adapun kebijakan The Fed juga akan mempengaruhi kawasan. Bank sentral kawasan Asia atau Asia Tenggara akan menaikkan suku bunga meski Bank Indonesia akan lebih lambat menaikkan suku bunganya. Akan tetapi, ia memastikan akan terjadi gejolak di kawasan sehingga negara lain akan menaikkan suku bunga.

Advertising
Advertising

“Kalau BI katakanlah menaikkan suku bunga, saya kira tidak khawatir. Tetapi kalau belum saya kira yang menjadi risiko adalah akan terjadi putaran uang yang lebih cepat,” katanya.

Adapun dampak lainnya adalah nilai tukar yang melemah menyebabkan korporasi atau lembaga nonbank yang memiliki utang akan terbebani karena rupiah semakin terdepresiasi. Selain itu, korporasi juga akan tertekan karena capital outflow menekan neraca pembayaran.

“Tapi besarannya kita belum tahu ya, saya kira akan sangat tergantung seberapa besar capital outflow karena kita dengan demikian akan mengurangi kemampuan untuk membayar impor dalam bentuk mata uang asing,” terang Tauhid.

BI Diprediksi Menaikkan GWM

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

14 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

3 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya