Bahlil: Tidak Benar Investasi RI Hanya Dikuasai Satu Negara
Reporter
Eka Yudha Saputra
Editor
Francisca Christy Rosana
Rabu, 8 Juni 2022 11:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadia mengatakan Singapura masih menjadi negara dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia. Dia menampik investasi asing di Tanah Air dikuasai negara tertentu.
“Jadi tidak benar ada informasi investasi di RI ini hanya dikuasai satu negara,” kata Bahlil Listrik di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, Rabu, 8 Juni 2022.
Singapura tercatat menanamkan modal sebesar US$ 3,6 miliar atau 34,8 persen total realisasi penanaman modal asing (PMA) sepanjang kuartal I. Kemudian Hong Kong merealisasikan US$ 1,5 miliar atau 15 persen; Cina US$ 1,4 miliar atau 13,2 persen; Jepang US$ 0,8 miliar atau 8 persen; Amerika Serikat US$ 0,6 miliar atau 6,1 persen.
Selanjutnya, Malaysia merealisasikan investasi di Indonesia US$ 0,6 miliar atau 5,9 persen; Korea Selatan US$ 0,44 atau 4,3 persen; Inggris US$ 0,22 miliar atau 2,2 persen. Lalu ada Mauritius dengan investasi US$ 0,2 miliar atau 2 persen dan Belanda US$ 0,17 miliar atau 1,7 persen.
Bahlil menuturkan capaian investasi untuk kuartal I Januari-Maret 2022, baik dari PMA maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) menembus Rp 282,4 triliun. Dari angka tersebut, realisasi di luar Pulau Jawa mencapai 52 persen.
“Antara Jawa dan luar Jawa, di luar Jawa 52 persen dan di Jawa 48 persen. Ini sesuai perintah Pak Presiden agar membangun Indonesia untuk satu wilayah tertentu, tapi dari Aceh sampai Papua,” kata Bahlil.
Adapun di luar Pulau Jawa, Bahlil menjelaskan investasi kuartal I sebesar Rp 148,7 triliun dan di Pulau Jawa sebesar Rp 133,7 triliun. Capaian realisasi investasi kuartal I 2022 ini memenuhi 29,2 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) atau target Rp 968,4 triliun. Namun mengacu pada target Presiden Joko Widodo alias Jokowi, capaian ini baru menyentuh 23,5 persen dari Rp 1.200 triliun.
Bahlil mengklaim investasi sepanjang Januari-Maret 2022 telah menyerap 319.013 tenaga kerja dari 69.099 proyek. Sulawesi Tengah tercatat sebagai wilayah dengan realisasi PMA terbesar pada kuartal I dengan nilai investasi US$ 1,32 miliar. Kemudian Jawa Barat sebesar US$ 1,27 miliar; DKI Jakarta US$ 1,21 miliar; Riau US$ 1,02 miliar; dan Maluku Utara US$ 0,75 miliar.
<!--more-->
Investasi Konsorsium LG
Bahlil berujar realisasi ini di luar dari rencana investasi konsorsium LG di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, untuk mengembangkan industri baterai listrik di Indonesia. “Capaian realisasi investasi kuartal I ini belum LG masuk. Kalau LG masuk pasti lebih tinggi lagi,” kata Bahlil.
Kawasan Industri Terpadu Batang telah terisi penuh untuk pengembangan tahap I seluas 450 hektare. Sementara itu, konsorsium LG akan mengisi 275 hektare KITB dari 1.000 hektare tahap II KITB.
Sedangkan secara keseluruhan, Bahlil mengatakan Kementerian Investasi menargetkan 50 persen dari 4.300 hektare Kawasan Industri Terpadu Batang akan segera terisi. President LG Energy Solution Lee Bang Soo mengatakan investasi proyek grand package konsorsium LG di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah, akan mendukung produksi baterai kendaraan listrik sebesar 3,5 juta unit dan 200 gigawatt per tahun.
“Kawasan Industri Batang akan menjadi kawasan industri Electric Vehicle (EV) terpenting di Asia Tenggara untuk masa depan,” kata Lee Bang Soon.
KITB akan menjadi tempat investasi industri baterai listrik Tanah Air, yang di dalamnya konsorsium LG berencana membangun tambang dan pabrik nikel di sini. Konsorsium LG akan bekerja sama dengan PT Aneka Tambang (Antam) dan Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk produksi massal baterai listrik.
Kedua belah pihak akan menandatangani kesepakatan joint venture tambang nikel pada September 2022. Adapun nilai investasi proyek tambang nikel sebesar US$ 9,8 miliar atau Rp 142 triliun dan akan menyerap 20 ribu tenaga kerja.
Baca juga: Bahlil: Produsen Baterai Listrik LG dan Foxconn Akan Investasi di Batang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini