Lebih Terjangkau, Begini Cara Hitung Biaya Investasi PLTS Atap Bagi Pengembang

Minggu, 5 Juni 2022 05:25 WIB

Pemerintah Siapkan PLTS di Atap Gedung

TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN membeberkan cara perhitungan biaya investasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS Atap bagi pengembang properti.

Vice President Director PLN Hikmat Drajat menjelaskan perhitungan biaya tersebut perlu dilakukan oleh pengembang karena pemasangan PLTS merupakan investasi jangka panjang. Dengan begitu, pengembang bisa menentukan biaya investasi yang perlu digelontorkan untuk memasang PLTS Atap.

"Pengembang perlu menghitung untuk membandingkan biaya instalasi PLTS Atap dengan biaya pembayaran listrik PLN. Ini perlu dilakukan karena instalasi PLTS Atap merupakan investasi jangka panjang, yakni 10 sampai 15 tahun,” ujar Hikmat, Jumat, 3 Juni 2022.

Harga PLTS atap saat ini, menurut dia, sudah lebih terjangkau dibandingkan dengan lima tahun lalu sehingga tidak memberatkan pengembang. “Lima tahun lalu, harga PLTS Atap mencapai Rp 24 juta per kWp. Sekarang, harga PLTS atap rata-rata Rp 15 juta per kWp, sehingga tidak memberatkan developer,” kata Hikmat.

Ia menerangkan pengeluaran pengguna PLTS Atap bisa diketahui melalui perhitungan PLTS atap selama jangka waktu tertentu. Adapun harga PLTS Atap sekarang di kisaran Rp 15 juta per kWp.

Advertising
Advertising

"Artinya harus dihitung untuk 1 kWp yang dihasilkan PLTS atap tersebut bisa memproduksi listrik berapa kWh per bulan. Selanjutnya, umur PLTS Atap di-set misalnya untuk 10 tahun, maka bisa dihitung biaya rata-rata per kWh per bulan,” tuturnya.

Lebih jauh Hikmat menjelaskan pengembang yang ingin memasang PLTS Atap di perumahan dapat mengajukan permohonan sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2021.

<!--more-->

Caranya dengan mengajukan permohonan pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS Atap kepada Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum atau IUPTLU dengan tembusan kepada Dirjen EBTKE dan Dirjen Ketenagalistrikan.

Dengan memasang PLTS Atap, maka listrik yang dihasilkan pada siang hari bisa diekspor atau ditransfer ke PLN. Lalu pada malam hari, konsumen bisa kembali mengambil listriknya dari PLN.

"Kalau memasang PLTS Atap, karena konsumsi listrik pada siang hari lebih rendah dibandingkan malam, listrik ini disalurkan dulu ke PLN, pada malam hari pelanggan bisa mengambil dari PLN," ucap Hikmat.

Bagi pelanggan yang ingin memasang PLTS Atap, Hikmat menyarankan agar memilih PLTS non-baterai. “Pelanggan bisa memilih PLTS non-baterai, selanjutnya membeli appliances yang memiliki baterai kecil, itu jauh lebih murah jadi tidak tergantung grid PLN, bisa menjadi saving,” katanya.

Executive Vice President Komunikasi Korporat PLN dan TJSL PLN Diah Ayu Permatasari sebelumnya menyatakan pihaknya selalu mendukung pengembangan PLTS Atap untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT). Hingga April 2022, tercatat ada 5.547 pelanggan PLN dengan total kapasitas PLTS sebesar 60.112 kWp.

Kementerian ESDM telah menetapkan PLTS Atap dengan target 3,6 gigawatt pada 2025 sebagai program strategis nasional. Penetapan PLTS Atap sebagai program strategis nasional itu bertujuan untuk mempercepat pencapaian target energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.

BISNIS

Baca: Luhut Sebut Turis Lokal Bayar Rp 750.000 Masuk Borobodur, Bagaimana Wisman?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

2 jam lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

7 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

21 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

21 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

1 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

1 hari lalu

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

Berikut tiga tips yang dapat membantu mengurangi risiko kebakaran rumah dari dampak musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

1 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

1 hari lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya