Tarif Listrik untuk Pelanggan di Atas 3.000 VA Bakal Naik, Berapa Idealnya?

Rabu, 25 Mei 2022 13:37 WIB

Petugas PLN melakukan inspeksi instalasi listrik di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Serang, Banten, Jumat 10 September 2021. Pengecekan secara menyeluruh instalasi listrik tersebut dilakukan sesuai instruksi Menkumham Yasonna Laoly untuk mengantisipasi terjadinya bahaya seperti korsleting listrik (hubungan pendek) yang dapat mengakibatkan kebakaran. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattove, mengatakan pemerintah perlu mempertimbangkan dua opsi penentuan kenaikan tarif listrik untuk pelanggan di atas 3.000 VA agar tidak memberatkan. Opsi pertama, pemerintah dapat melakukan penyesuaian tarif sama dengan biaya pokok penyediaannya (BPP).

Kenaikan ini mengacu pada harga keekonomian listrik, yaitu Rp 1.502 per kWh. "Selama ini kan pelanggan tadi menerima turut menikmati kompensasi karena adanya selisih dari BPP dengan harga jual, maka harus ada kenaikan," ujar Abra saat dihubungi pada Selasa malam, 24 Mei 2022.

Opsi kedua, kata Abra, pemerintah bisa tidak langsung menaikkan harga secara drastis ke level Rp 1.502 per Kwh. Kenaikan dapat dilakukan secara bertahap, tapi tetap mendekati atau di atas harga penetapan tarif sekarang.

Meski demikian, Abra melanjutkan, tarif listrik saat ini tidak terlalu jauh dengan harga keekonomian. Untuk pelanggan 3.000 VA, tarif listrik adalah Rp 1.445. Artinya, ada selisih Rp 57. "Hanya Rp 57, jadi sebenarnya kenaikannya relatif kecil juga," kata Abra.

Setelah menaikkan tarif listrik untuk pelanggan kelas tertentu, Abra meminta pemerintah konsisten mengevaluasi kebijakan pemberian subsidi energi yang berkeadilan. Khususnya untuk golongan bisnis dan industri besar. Musababnya selama ini, subsidi energi dipandang banyak dikonsumsi oleh masyarakat kelas atas.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Sri Mulyani menyampaikan alasan pemerintah melakukan penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan di atas 3.000 VA. Ini dilakukan untuk meningkatkan anggaran subsidi kompensasi energi.

Ia mengatakan, Kementerian Keuangan telah mendapat persetujuan DPR menambah belanja Rp 393 triliun. Dana Rp 350 triliun akan dikucurkan pada subsidi dan kompensasi energi.

"Artinya, masyarakat sebagian sangat besar akan terlindungi dengan tambahan Rp 350 triliun tersebut," tuturnya.

Baca juga: Sri Mulyani: Anggaran Subsidi dan Kompensasi Energi Naik Jadi Rp 443,6 T

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

2 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

1 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

1 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

2 hari lalu

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

TKN memastikan pembahasan program makan siang gratis untuk RAPBN 2025 sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya