Alasan PTBA Bagikan Seluruh Laba Tahun Lalu Rp 7,91 Triliun jadi Dividen

Rabu, 25 Mei 2022 06:16 WIB

Sebuah truk membongkar muat batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa, 4 Januari 2022. Pemerintah melarang perusahaan untuk melakukan ekspor batu bara selama satu bulan sejak 1 Januari hingga 31 Januari 2022. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar PT Bukit Asam Tbk. atau PTBA pada Selasa, 24 Mei 2022, adalah pembagian seluruh laba yang diperoleh sepanjang tahun 2021 menjadi dividen.

Apa alasan di balik keputusan perusahaan tambang batu bara milik negara itu?

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menjelaskan, keputusan itu sebelumnya telah mempertimbangkan laba bersih yang dibukukan perseroan sepanjang tahun 2021 lalu.

Bukit Asam tercatat meraup laba bersih sebesar Rp 7,91 triliun pada tahun 2021. Angka tersebut meroket 231 persen dari tahun 2020 Rp 2,39 triliun.

Adapun pembagian dividen 100 persen diputuskan setelah manajemen BUMN itu melihat cashflow perseroan yang relatif cukup besar sampai akhir tahun lalu, yakni sekitar Rp 13 triliun.

Advertising
Advertising

"Kalau kita bagikan 100 persen (dari laba Rp7,91 triliun), ini tidak akan mengganggu kondisi cashflow karena relatif untuk pengembangan PTBA ke depan masih tersedia dana yang ada," kata Arsal dalam konferensi pers yang berlangsung virtual, Selasa, 24 Mei 2022.

<!--more-->

Dengan pertimbangan itulah, menurut Arsal, direksi dan pemegang saham sepakat mengalokasikan 100 persen laba menjadi dividen tunai.

Sebelumnya, pada tahun 2021, PTBA membagikan dividen sebesar Rp 835 miliar atau 35 persen dari total laba bersih pada tahun buku sebelumnya atau 2020 sebesar Rp 2,4 triliun.

Sepanjang tahun 2021, pendapatan usaha PTBA mencapai Rp 29,26 triliun. Perolehan itu melonjak 69 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 17,33 Triliun.

Dengan pencapaian itu, Bukit Asam membukukan kenaikan total aset sebesar 50 persen dari sebelumnya Rp 24,06 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp 36,12 triliun per 31 Desember 2021.

Pencapaian PTBA tersebut, menurut Arsal, didukung oleh kinerja operasional yang solid di sepanjang 2021 ini seiring dengan pemulihan ekonomi global maupun nasional yang mendorong naiknya permintaan atas batu bara. "Momentum kenaikan harga komoditas batu bara global yang cukup juga turut mendorong pencapaian ini," tuturnya.

BISNIS

Baca: Sri Mulyani Beberkan 3 Ancaman Besar yang Dihadapi Dunia, Apa Saja?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

17 menit lalu

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

Laba bersih meningkat 68,6 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

1 hari lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

1 hari lalu

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir menyiapkan rancangan cetak biru BUMN hingga 2034 Mencakup rencana integrasi sektor pupuk dan pangan

Baca Selengkapnya

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

1 hari lalu

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

Kementerian BUMN melakukan rasionalisasi dan perbaikan terhadap keuangan PT Indofarma Tbk untuk meningkatkan kinerja perusahaan

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

1 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

1 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

2 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

3 hari lalu

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

Dividen sebesar Rp 178,50 per lembar saham tersebut akan diberikan pada 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

3 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya