Alasan PTBA Bagikan Seluruh Laba Tahun Lalu Rp 7,91 Triliun jadi Dividen
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 25 Mei 2022 06:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar PT Bukit Asam Tbk. atau PTBA pada Selasa, 24 Mei 2022, adalah pembagian seluruh laba yang diperoleh sepanjang tahun 2021 menjadi dividen.
Apa alasan di balik keputusan perusahaan tambang batu bara milik negara itu?
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menjelaskan, keputusan itu sebelumnya telah mempertimbangkan laba bersih yang dibukukan perseroan sepanjang tahun 2021 lalu.
Bukit Asam tercatat meraup laba bersih sebesar Rp 7,91 triliun pada tahun 2021. Angka tersebut meroket 231 persen dari tahun 2020 Rp 2,39 triliun.
Adapun pembagian dividen 100 persen diputuskan setelah manajemen BUMN itu melihat cashflow perseroan yang relatif cukup besar sampai akhir tahun lalu, yakni sekitar Rp 13 triliun.
"Kalau kita bagikan 100 persen (dari laba Rp7,91 triliun), ini tidak akan mengganggu kondisi cashflow karena relatif untuk pengembangan PTBA ke depan masih tersedia dana yang ada," kata Arsal dalam konferensi pers yang berlangsung virtual, Selasa, 24 Mei 2022.
<!--more-->
Dengan pertimbangan itulah, menurut Arsal, direksi dan pemegang saham sepakat mengalokasikan 100 persen laba menjadi dividen tunai.
Sebelumnya, pada tahun 2021, PTBA membagikan dividen sebesar Rp 835 miliar atau 35 persen dari total laba bersih pada tahun buku sebelumnya atau 2020 sebesar Rp 2,4 triliun.
Sepanjang tahun 2021, pendapatan usaha PTBA mencapai Rp 29,26 triliun. Perolehan itu melonjak 69 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 17,33 Triliun.
Dengan pencapaian itu, Bukit Asam membukukan kenaikan total aset sebesar 50 persen dari sebelumnya Rp 24,06 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp 36,12 triliun per 31 Desember 2021.
Pencapaian PTBA tersebut, menurut Arsal, didukung oleh kinerja operasional yang solid di sepanjang 2021 ini seiring dengan pemulihan ekonomi global maupun nasional yang mendorong naiknya permintaan atas batu bara. "Momentum kenaikan harga komoditas batu bara global yang cukup juga turut mendorong pencapaian ini," tuturnya.
Baca: Sri Mulyani Beberkan 3 Ancaman Besar yang Dihadapi Dunia, Apa Saja?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.