Profil Konglomerat Era Orde Baru, dari Liem Sioe Liong hingga Sudwikatmono

Reporter

Tempo.co

Senin, 23 Mei 2022 11:20 WIB

20 Tahun Reformasi Terkaya 1998 vs 2018, Liem Sioe Liong

TEMPO.CO, Jakarta - Konglomerat merupakan perusahaan besar dengan banyak anak perusahaan. Anak perusahaan ini berasal dari merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya. Istilah ini mulai dikenal umum pada era Orde Baru untuk menggambarkan kekayaan seseorang pengusaha kelas kakap.

Konglomerat Orde Baru

Sampai dasawarsa 1980-an ada empat tokoh bisnis yang menguasai secara bersama sektor swasta di Indonesia. Tokoh bisnis ini dinilai dekat dengan Soeharto. Berikut sebagian konglomerat era Orde Baru:

1. Liem Sioe Liong

Liem Sioe Liong merupakan konglomerat etnis Tionghoa. Dia adalah teman terdekat Soeharto. Berkat hubungan baik itu, Liem berhasil meraup keuntungan besar sejak 1966 untuk modal konglomerasinya. Setelah Soeharto merebut kekuasaan pada 1966, Liem Sioe Liong ikut naik daun. Dia menikmati akses khusus ke Istana Kepresidenan.

Liem Sioe Liong melarikan diri ke Singapura saat kerusuhan Mei 1998. Kala itu terjadi perusakan rumah, bank, dan aset milik pengusaha, terutama dari kalangan Tionghoa. Kendati begitu, bank miliknya, Bank Central Asia atau BCA yang menjadi korban dalam keruntuhan finansial, usaha-usaha manufaktur dan eceran kelompok usahanya tetap bertahan.

Advertising
Advertising

Liem Sioe Liong meninggal pada 2012 di usia 96 tahun . Konglomerasinya dilanjutkan anaknya, Anthony Salim. Salim memindahkan kelompok usahanya, Indofood, ke Singapura. Sedangkan di dalam negeri, Salim mengembangkan ribuan Indomaret di seluruh pelosok. Selain itu ada juga perkebunan kelapa sawit dan perusahaan properti.

2. Bob Hasan

The Kian Seng atau dikenal dengan Bob Hasan adalah Konglomerat etnis Tionghoa yang lahir di Semarang. Ia berganti nama menjadi Bob Hasan setelah memeluk Islam. Bob Hasan sendiri merupakan anak angkat Gatot Subroto, sesepuh Soeharto di TNI Angkatan Darat. Bukan hanya memimpin kelompok usaha Kalimanis dan Nusamba, Bob Hasan juga mengelola pendanaan terkait beberapa yayasan keluarga Soeharto.

Bob Hasan sempat sebentar menjadi Menteri Perdagangan pada 1998. Perkembangan kelompok usaha Kalimanis dan kekuatannya sebagai Ketua Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) mencerminkan ketatnya pengendaliannya terhadap industri perkayuan dan pengolahan kayu lapis. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Meski dekat dengan Soeharto, Bob Hasan diperlakukan seakan-akan sebagai koruptor tunggal dalam kepentingan seluruh keluarga Soeharto. Gara-gara itu, dia pernah meringkuk di penjara dari 2001 hingga 2004. Akibatnya, pamor kelompok usaha Kalimanis semakin merosot, aset perusahaan dan sumber daya ekonomi dari konglomerasi Nusamba telah dibagikan kepada anak-anak Soeharto.

3. Probosutedjo

Konglomerat era Orba yang dekat dengan Soeharto tidak lain adalah adik tirinya sendiri, Probosutedjo. Probosutedjo yang lahir pada 1930 dan meninggal pada Maret 2018, mengendalikan kelompok usaha Mercu Buana. Kelompok usaha ini dapat berkembang pesat berkat akses kekuasaan. Probosutedjo memperoleh kemudahan izin impor, terutama dalam hak monopoli perdagangan cengkeh bersama Tommy Soeharto atau Hutomo Mandala Putra.

Kelompok usaha Probosutejo itu berekspansi ke produk kimia, kaca, mobil mewah (Renault), properti, dan pendidikan (Universitas Mercu Buana). Sama seperti Bob Hasan, Probosutedjo divonis bersalah atas tindak pidana korupsi pada 2003. Dia dipenjara selama empat tahun.

4. Sudwikatmono

Konglomerat lainnya, yang juga kerabat Soeharto adalah Sudwikatmono. Dia asala sepupu Soeharto. Sudwikatmono lahir pada 1934 dan meninggal di Singapura pada 2011. Portofolio sahamnya tak lebih dari 5 persen di kelompok usaha Salim. Tapi dia menjabat posisi presiden direktur di beberapa anak perusahaan Liem Sioe Liong itu. Di antaranya Indocement, PT Bogasari Flour Mills, yang memiliki hak monopoli impor tepung terigu. Serta, Waringin Kencana yang bergerak dibidang agribisnis.

Sudwikatmono turut mengembangkan kelompok usahanya sendiri. Satu di antaranya jaringan bisnis bioskop Studio 21. Harta kekayaannya merosot termasuk gara-gara pengalihan kepemilikan Studio 21 pada 1999 karena kebangkrutan Bank Surya. Namun usahanya dapat bangkit kembali setelah terfokus pada perkembangan Indika Energy, perusahaan yang dipimpin anaknya, Agus Lasmono.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Siapa Om Liem di Mata Fikri Jufri?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ketahui Asal-Asul 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional

2 hari lalu

Ketahui Asal-Asul 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional

Asal-usul Hari Buruh bermula dari tragedi Haymarket yang terjadi di Chicago, Amerika Serikat, pada 1 Mei 1886.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

3 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

4 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

9 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

5 Chaebol dari Korea Selatan di Dunia Nyata

9 hari lalu

5 Chaebol dari Korea Selatan di Dunia Nyata

Kalangan Chaebol memiliki kekayaan dan pengaruh besar di Korea Selatan. Dinamika kehidupan mereka kerap dijadikan cerita drakor.

Baca Selengkapnya

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

11 hari lalu

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

Patung Kuda Arjuna Wijaya di Jalan Medan Merdeka Jakarta kerap jadi sentral unjuk rasa. Terakhir demo pendukung 01 dan 02 terhadap sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

12 hari lalu

49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

Tie Soeharto menggagas dibangunnya TMII sebagai proyek mercusuar pemerintahan Soeharto. Proses pembangunannya menuai pro dan kontra.

Baca Selengkapnya

Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

12 hari lalu

Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975, berawal dari ide Tien Soeharto.

Baca Selengkapnya

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

15 hari lalu

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.

Baca Selengkapnya

5 Idol K-Pop Berstatus Chaebol dari Keluarga Konglomerat

21 hari lalu

5 Idol K-Pop Berstatus Chaebol dari Keluarga Konglomerat

Chaebol adalah istilah pada orangang lahir dari keluarga konglomerat, seringkali orang tuanya adalah CEO atau pemilik perusahaan.

Baca Selengkapnya