Sandiaga Ungkap Peran Jokowi Saat Tentukan 5 Destinasi Wisata Super Prioritas
Reporter
Hamdan Cholifudin Ismail
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 13 Mei 2022 05:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengungkapkan adanya peran Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam penentuan lima daerah pariwisata super prioritas atau DPSP.
Hal tersebut tak lepas dari keterbatasan anggaran pemerintah sehingga harus ada kegiatan yang lebih fokus dalam menggenjot industri pariwisata nasional. "Saya kan bergabungnya 2020, dikerucutkan menjadi lima karena Presiden Jokowi ingin kita lebih fokus," ujar Sandiaga saat menjawab pertanyaan audiensi di Tempo BNI The Bilateral Forum, Kamis, 12 Mei 2022.
Pesan Kepala Negara saat itu, kata Sandiaga, adalah bagaimana pemerintah bisa mengoptimalkan anggaran sebaik mungkin. "Anggaran terbatas. Jangan banyak maunya, deh. Fokus aja membangun profitabilitas di 5 destinasi wisata super prioritas."
Sandi lalu mencontohkan, jika wisatawan saat ini berkunjung ke Danau Toba, sudah bisa melihat ada 13 pelabuhan baru. Tak hanya itu, sejumlah jalan pun semua sudah dibangun dan ada dua bandara baru yang segera beroperasi.
"Kami me-launching Toba Caldera Investment Forum. Kita sampaikan Presiden sudah memberikan mandat silakan bekerja sama dengan seluruh pihak," kata Sandiaga.
Dengan berbagai insentif yang pemerintah berikan, pemerintah berharap semakin banyak pelaku industri pariwisata tergerak ikut serta dalam mendorong daerah kawasan wisata itu. "Terutama mengenai lahan-lahan yang sudah dikuasai oleh pemerintah, perizinan-perizinan bisa dikeluarkan oleh badan otorita, lalu lanjut ke Kemenparekraf."
Lebih jauh, Sandiaga ingin memastikan bahwa destinasi wisata super prioritas ini punya infrastruktur kelas dunia yang berkualitas. Ke depan, kata dia, tak tertutup kemungkinan bakal lebih banyak lagi daerah yang masuk kelompok destinasi pariwisata super prioritas 5 karena Indonesia memiliki sangat banyak tempat yang indah.
<!--more-->
"Desa wisata yang sekarang sudah menyentuh lebih dari 4.200 desa wisata ini punya daya tarik plural tourism (wisata pedalaman) atau village tourism (wisata desa) seperti Desa Panglipuran sebagai desa terindah dan terbersih di dunia. Desa Ngglanggeran di Yogyakarta, ini sangat berbasis komunitas masyarakat," kata Sandi.
Pemerintah, menurut Sandiaga, juga membangkitkan konsep co-creation dan co-participation. "Jadi pemerintah, Kemenprekraf yang membangkitkan, tapi semua itu ikut bergabung," tuturnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa punya pekerjaan rumah masih banyak. Lima destinasi wisata super prioritas tersebut adalah salah satunya yang dicanangkan rampung pada tahun depan atau 2023. "Harapannya Indonesia akan jadi kembali ke peta dunia pariwisata."
Sandiaga pun menyebutkan ada perubahan paradigma yang digunakan pemerintah belakangan ini, dari yang sebelumnya mengejar kuantitas, tapi kini berubah menjadi mendorong kualitas.
"Kemarin fokusnya banyak-banyakan jumlah wisatawan, kuantitas, akhirnya kita kalah sama negara ini, kita kalah sama negara itu," ucap Sandi. "Sekarang kita balik. Kita mengejar kualitas, dari sun sea and sand, kami ubah itu menjadi lebih tenteram, berkelanjutan, dan spirituil."
Dengan sejumlah perubahan dan strategi itu, Sandiaga berharap akan tercipta pemulihan ekonomi, penciptaan lapangan kerja. "Dan tentu saja searah dengan target capaian Indonesia untuk menjadi ekonomi terbesar kelima dunia pada 2045," katanya.
Baca: Ramai Petisi Tolak Komisi 20 Persen, Begini Penjelasan Lengkap Grab dan Gojek
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.