IHSG Tergelincir Tinggalkan Level 7.000, Analis Yakin Segera Rebound
Reporter
Eka Yudha Saputra
Editor
Francisca Christy Rosana
Selasa, 10 Mei 2022 16:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah selama dua hari berturut-turut. Indeks meninggalkan posisi 7.000 setelah libur panjang Lebaran 2022.
Sejumlah analis melihat ada sentimen negatif dari pasar global yang menyebabkan IHSG jatuh. Analis Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy, menilai anjloknya indeks pada perdagangan setelah libur panjang tak terlepas dari fluktuasi market dunia.
“Kalau kami melihatnya lebih karena sentimen negatif dari pasar global market. Saat Lebaran dan bursa libur memang indeks-indeks global lain terkoreksi cukup parah,” kata Paulus Jimmy kepada Tempo, Selasa, 10 Mei 2022.
Pada Senin, 9 Mei 2022, pasar saham turun 4,42 persen ke level 6.909. Tren penurunan terus berlanjut pada penutupan sesi II Selasa. Indeks ditutup di level 6.819,79. Padahal sebelum Idul Fitri, indeks sempat menyentuh level tertinggi pada posisi 7.355.
Menurut Jimmy, penurunan yang terjadi pada IHSG dan indeks global lain terjadi terutama setelah kenaikan suku bunga The Fed. Minggu lalu, Bank Sentral Amerika Serikat tersebut menaikkan suku bunga setengah poin persentase.
Ketua The Fed Jerome Powell telah memberi sinyal jika The Fed akan terus menaikkan suku bunga pada kecepatan tersebut. Ini pertama kalinya dalam 22 tahun Bank Sentral Amerika menaikkan suku bunga dengan basis poin yang tinggi.
<!--more-->
Dikutip dari Reuters, Federal Reserve mengatakan pihaknya menaikkan suku bunga setengah poin persentase untuk mengatasi inflasi terburuk yang pernah dialami Amerika dalam 40 tahun.Namun Jimmy meyakini IHSG akan rebound.
Keyakinan itu berangkat dari pengumuman data produk domestic bruto (PDB) kuartal I oleh Badan Pusat Statistik. BPS menyebut ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen secara year on year.
“Kami percaya rebound. Kemarin pengumuman data GDP kuartal I hasilnya bagus dan in line sama ekspektasi kami,” tutur Jimmy.
Sementara itu, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto, mengatakan, sentimen Fed rate ini telah menjadi perhatian sejak awal tahun dan melemahnya pasar bukan hal yang aneh. “Melemahnya market bukan hal aneh, namun memang karena respons pelaku pasar saja,” kata William.
William berujar ada kemungkinan IHSG rebound dalam satu hari pada pekan ini. Namun, kondisi itu belum mengkonfirmasi pembalikan arah.
Ia pun merekomendasikan saham-saham yang lebih defensif untuk para investor di tengah penurunan pasar saat ini. Untuk para investor yang was-was di tengah penurunan IHSG, Jimmy juga menyarankan agar investor melirik saham-saham blue chip perbankan atau saham value stock, seperti barang konsumen.
Baca juga: IHSG Ditutup di Zona Merah, Tren Arus Modal Asing Keluar Masih Berlanjut