Bank Indonesia Diprediksi Naikkan Suku Bunga Semester II 2022, Menyusul The Fed

Jumat, 6 Mei 2022 16:05 WIB

Ilustrasi atau Logo Bank Indonesia. REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) diperkirakan baru akan menaikkan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada semester kedua tahun ini.

The Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS) baru saja mengumumkan kenaikan suku bunga atau Fed Funds Rate (FFR) sebesar 50 basis poin, untuk menekan lonjakan inflasi di negara itu.

Jika perkembangan ekonomi dan keuangan sesuai dengan ekspektasi ke depan, maka ada kemungkinan kenaikan tambahan 50 basis poin akan dibahas pada pertemuan the Fed berikutnya.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyampaikan bahwa sikap the Fed yang lebih hawkish di tengah meningkatnya tekanan inflasi tersebut sesuai dengan perkiraan.

Meski demikian, dia memperkirakan suku bunga acuan BI baru akan dinaikkan pada semester II/2022.

“Kami tetap melihat Bl tidak akan terburu-buru menaikkan BI7DRR,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Jumat 6 Mei 2022.

Dia mengatakan, harga komoditas global yang melonjak akibat perang Rusia-Ukraina telah mendorong kinerja ekspor Indonesia dan memperpanjang rangkaian surplus perdagangan yang besar.

<!--more-->

Hal ini dapat mendukung kondisi neraca transaksi berjalan, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sampai tingkat tertentu.

Oleh karena itu, kondisi tersebut kata Faisal dapat memberikan ruang yang cukup bagi suku bunga acuan BI untuk bertahan di level 3,50 persen untuk beberapa waktu.

“Kami percaya bahwa BI akan menjaga stabilitas dengan terlebih dahulu meningkatkan rasio GWM [Giro Wajib Minimum] dan mengurangi pelonggaran kuantitatif, sebelum menyesuaikan BI7DRR,” katanya.

Dia menambahkan, peningkatan suku bunga acuan akan sangat bergantung pada kondisi inflasi domestik yang diperkirakan akan meningkat secara fundamental dan substansial pada semester II/2022.

BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan secara total 75 basis poin menjadi 4,25 persen pada 2022.

“Sementara itu, kami melihat Bl akan melanjutkan langkah-langkah makroprudensial agar tetap akomodatif pada tahun 2022 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Faisal.

Baca: Bank Indonesia Diharapkan Kerek Suku Bunga usai The Fed Naikkan 50 Basis Poin

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Berita terkait

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

1 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya