Suku Bunga Bank Indonesia Turun Jadi 8,25 Persen

Reporter

Editor

Rabu, 4 Februari 2009 10:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 50 basis poin menjadi 8,25 persen. Gubernur BI Boediono mengatakan keputusan itu diambil setelah mengevaluasi perkembangan situasi ekonomi dan keuangan dalam negeri dan luar negeri.

"Berbagai indikator mutakhir menunjukkan perkembangan ekonomi global ternyata lebih suram dari yang diperkirakan beberapa bulan yang lalu," kata Boediono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (4/2). Dia menjelaskan, dampak krisis keuangan global makin terasa di dalam negeri, terutama sektor-sektor yang terkait dengan perdagangan luar negeri (sektor tradables).

Sementara di sektor non-tradables perkembangannya relatif stabil. Pertumbuhan kredit perbankan dan besaran-besaran moneter menunjukkan perlambatan dari laju pertumbuhan yang tinggi dalam semester kedua 2008.

Menurut dia, tekanan inflasi terus mereda. Dalam dua bulan berturut-turut (Desember 2008 dan Januari 2009), indeks harga konsumen (IHK) mengalami penurunan. Sementara itu, cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2009 tercatat sebesar US$ 50,9 miliar (Rp 595 triliun) atau setara 5,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Indonesia.

Menurut Boediono, kondisi perbankan nasional sampai saat ini baik, seperti tercermin dari perkembangan rasiko kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) dan kredit macet (Non-Performing Loan/NPL) perbankan yang tetap pada batas-batas aman. Sementara itu, kondisi likuiditas perbankan, termasuk aliran likuiditas dalam pasar uang antarbank, mulai mengalami perbaikan dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu.

Bank Indonesia akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk makin memperkuat sektor perbankan Indonesia, termasuk pengelolaan likuiditas yang diperlukan dan penyempurnaan mekanisme dan sistem pengawasan bank.

EKO NOPIANSYAH

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

9 jam lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

2 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

3 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

3 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

4 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya