Ini Hubungan Kelestarian Lingkungan dan Pelayanan Kesehatan
Kamis, 14 April 2022 14:07 WIB
INFO BISNIS – Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menuturkan bahwa kelestarian lingkungan dan sistem pelayanan kesehatan memiliki relevansi erat. Pencemaran lingkungan di air, tanah, udara, bisa memicu permasalahan kesehatan serius bagi masyarakat dan membuat angka pemanfaatan layanan kesehatan melonjak.
Demikian disampaikan Ghufron dalam webinar bertema “Social Security, Health Care and Envionmental Protection” yang diselenggarakan oleh International Social Security Association (ISSA), Rabu, 13 April 2022.
Ghufron menjelaskan, World Health Organization (WHO) menyebutkan ada satu rangkaian upaya yang tak terpisahkan dari pengelolaan sistem kesehatan berkelanjutan, yakni upaya meningkatkan, memelihara atau memulihkan kesehatan sambil meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan.
“Kami percaya bahwa kelestarian lingkungan berkaitan erat dengan kesehatan, oleh karenanya sangat penting untuk meningkatkan fungsi sistem kesehatan itu sendiri. Pelestarian lingkungan tersebut bisa melalui pengurangan emisi karbon, limbah, serta pengelolaan sumber daya secara efisien. Secara jangka panjang, upaya tersebut dapat membawa dampak besar, baik bagi masyarakat luas, industri layanan kesehatan, maupun sistem jaminan kesehatan,” kata Ghufron.
Sebagai Ketua Komisi Kesehatan atau Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance di ISSA yang beranggotakan 160 negara, Ghufron berharap negara-negara di dunia turut mendorong tenaga medis dan fasilitas kesehatan menuju perilaku yang lebih ramah lingkungan. Misalnya dengan mengelola pembuangan produk obat kedaluarsa atau alat medis habis pakai agar tidak mencemari lingkungan dan menimbulkan risiko kesehatan.
“Untuk mencapai hal ini, kami tentu membutuhkan peningkatan koordinasi antara pemangku kepentingan dan institusi, target yang jelas dan akuntabel, serta komitmen terhadap perubahan perilaku menjadi lebih ramah lingkungan dalam profesi kesehatan dan medis,” ujarnya.
Webinar tersebut juga menghadirkan pembicara dari WHO, National Sickness Insurance Fund (CNAM) Perancis, National Association of Statutory Health Insurance Funds (GKV Spitzenverband) Jerman, dan National Health Service (NHS) Inggris. (*)