5 Fakta Kapal Pertamina Angkut Minyak dari Rusia Dihadang Aktivis Greenpeace

Selasa, 5 April 2022 04:27 WIB

Kapal tanker Pertamina Prime. dok. Pertamina

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah aktivis Greenpeace menghadang kapal tanker Pertamina International Shipping bernama Pertamina Prime yang mengangkut minyak mentah dari Rusia. Aksi ini merupakan bentuk seruan larangan impor bahan bakar fosil dari negeri beruang merah menyusul serangan Rusia terhadap Ukraina.

Tak hanya kapal Pertamina, organisasi lingkungan global itu turut mencegat kapal tanker lain di lepas Pantai Denmark. Pencegatan dilakukan pada 31 Maret 2022.

Berikut fakta-fakta yang dihimpun dari aksi Greenpeace:

1. Blokir tanker, aktivis berenang dan naik kayak

Untuk memblokir dua kapal tanker yang memuat minyak kiriman dari Rusia, para aktivis Greenpeace menaiki kayak dan berenang. Para aktivis Greenpeace lalu melukis tulisan yang berbunyi "Perang Bahan Bakar Minyak" di lambung Pertamina Prime.

Advertising
Advertising

Juru bicara Greenpeace, Emma Oehlenschlager, seperti dilaporkan French 24, mengatakan para aktivis mulai memblokade supertanker Pertamina Prime dan mencegah kapal Seaoath pada pukul 11.00. Adapun French 24 menuliskan bahwa kedua kapal itu milik Rusia. Sekitar 100 ribu ton minyak mentah akan ditransfer antara kedua kapal.

Greenpeace berencana terus mempertahankan blokade selama mungkin untuk memastikan kapal tidak bisa saling berdekatan untuk melakukan transfer. Greenpeace kemudian mendesak Denmark untuk melarang pengiriman minyak Rusia di perairannya.

2. Bukan tindakan pertama

Aksi ini bukan tindakan yang pertama kali bagi Greenpeace menindak kapal Rusia yang melakukan transfer minyak. Namun aksi ini ini adalah blokade pertama yang berhasil.

"Baru kali ini kami berhasil menghentikan pengiriman. Dalam kasus lain, kapal tanker dialihkan atau dipercepat,” kata Oehlenschlager.

Kepala Greenpeace Denmark, Sune Scheller berujar layanan pelacakan yang diluncurkan oleh Greenpeace Inggris telah mengidentifikasi setidaknya 299 supertanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak awal invasi ke Ukraina pada 24 Februari, dan 132 di antaranya menuju ke Eropa.

Meskipun beberapa negara menyatakan larangan kedatangan kapal Rusia, batu bara, minyak, dan gas fosil dari negara itu masih tiba melalui kapal yang terdaftar di negara lain.

3. Permintaan Greenpeace

Greenpeace meminta kepada pemerintah di seluruh dunia untuk membuat pilihan jangka panjang guna menanggapi perang di Ukraina. Langkah tersebut diharapkan akan membantu menciptakan perdamaian dan keamanan. Selain itu, memberikan pilihan untuk menciptakan masa depan yang stabil, seperti transisi cepat ke energi yang efisien dan terbarukan.

<!--more-->

4. Peringatan bagi Pertamina

Menaggapi pencegatan kapal tersebut, pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, mengatakan kejadian ini adalah peringatan bagi Pertamina. Dia menyatakan memang sudah semestinya perusahaan minyak negara menyediakan buffer stock sebagai cadangan untuk mencegah kelangkaan BBM.

Untuk memperoleh buffer stock tersebut, Pertamina perlu menambah impor BBM dari berbagai negara. Namun, kondisi geopolitik negara asal impor BBM perlu menjadi pertimbangan.

“Jangan sampai Pertamina mengimpor BBM dari negara yang berkonflik karena akan menyebabkan keterlambatan pengiriman dan hambatan lain, termasuk reaksi dunia internasional yang akan berpengaruh pada cost,” kata Fahmy.

5. Rencana Pertamina beli minyak dari Rusia

Rencana Pertamina membeli minyak mentah dari Rusia untuk memenuhi kebutuhan diungkapkan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada akhir Maret lalu. Ia mengatakan perseroan sedang menyiapkan proses pembelian secara business to business atau B to B.

“Kami sedang koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri,” ujar Nicke dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR.

Nicke mengatakan selain dengan Kementerian Luar Negeri, perusahaan minyak negara berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Ia memastikan proses pembelian tersebut tidak akan menimbulkan persoalan politis sepanjang perusahaan yang bekerja sama dengan Pertamina tidak terkena sanksi.

“Untuk pembayaran mungkin nanti melalui India,” ucap Nicke.

Pertamina, kata Nicke, melihat adanya peluang di tengah konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Dalam situasi perang, Rusia berpotensi menjual minyak mentah dengan harga lebih murah. Musababnya, negara tersebut mendapat banyak sanksi perdagangan dari negara barat.

“Kita melihat ada opportunity untuk membeli dari Rusia dengan harga yang lebih baik,” tutur Nicke. Minyak mentah dari Rusia tersebut akan diolah di Kilang Balongan milik Pertamina. Namun pembelian masih menunggu pembenahan atau revamping kilang selesai.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS

Baca: Kemenlu Buka Lowongan Kerja sebagai Pegawai Perwakilan RI di Luar Negeri

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Mendorong Pemberdayaan Perempuan Indonesia

1 jam lalu

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Mendorong Pemberdayaan Perempuan Indonesia

Festival akbar ini merupakan wujud komitmen Pertamina dalam mendukung dan memajukan peran perempuan di berbagai bidang.

Baca Selengkapnya

Pengelolaan Pertamina di Blok Rokan dan Mahakam Simbol Kebangkitan Energi Nasional

1 jam lalu

Pengelolaan Pertamina di Blok Rokan dan Mahakam Simbol Kebangkitan Energi Nasional

Sejak alih kelola Blok Mahakam dan Blok Rokan, Pertamina mampu meningkatkan produksi migas.

Baca Selengkapnya

Pertamina Merilis Competency Development Program

1 hari lalu

Pertamina Merilis Competency Development Program

Pertamina merilis Competency Development Program sebagai bagian dari Pertamina Investment Excellent untuk menjawab kebutuhan serta tantangan bisnis ke depan, khususnya terkait pengelolaan dan eksekusi investasi.

Baca Selengkapnya

Kapal Pertamina Transko Moloko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

2 hari lalu

Kapal Pertamina Transko Moloko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

PT Pertamina Trans Kontinental memulai operasional kapal Transko Moloko miliknya di perairan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Pertamina Berikan Kado Terbaik untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia

2 hari lalu

Pertamina Berikan Kado Terbaik untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia

PT Pertamina (Persero) memberikan kado istimewa bagi kebangkitan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

2 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ketahui pula soal saksi memberatkan dar KUHAP?

Baca Selengkapnya

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

2 hari lalu

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

2 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan korupsi terdakwa Eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

3 hari lalu

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan direktorat baru, yaitu direktorat manajemen risiko di seluruh subholding.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

3 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya