BI Sebut Kenaikan Harga Komoditas Percepat Pemulihan Ekonomi Sumsel

Kamis, 31 Maret 2022 03:43 WIB

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menilai pemulihan ekonomi Sumatera Selatan atau Sumsel diyakini segera terwujud karena terjadinya penguatan dari sisi ekspor, hilirisasi, pemberdayaan UMKM, hingga mencari sumber pertumbuhan baru.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan R. Erwin Soeriadimadja mengatakan ruang akselerasi untuk memulihkan ekonomi Sumsel bahkan saat ini sudah terbuka lebar setelah sempat terdampak pandemi COVID-19.

“Kita harus bangkit dan optimistis untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui berbagai strategi,” katanya saat menjadi pembicara dalam Webinar South Sumatra Economic Outlook 2022: Peluang dan Tantangan di Palembang, Rabu 30 Maret 2022.

Ekspor sejauh ini merupakan daya dorong terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Sumsel pada 2021 meski masih di tengah pandemi COVID-19.

Harga komoditas yang melonjak di pasar internasional untuk karet, minyak sawit, batu bara telah membuat pemulihan ekonomi di Sumsel berlangsung lebih cepat.

Ia menyebutkan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, komponen ekspor menempati peringkat ketiga dengan andil sebesar 19,30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

Namun demikian, Sumsel untuk tidak terlena dengan ekspor komoditas yang mayoritas masih bahan mentah.

<!--more-->

Bank sentral menilai sudah saatnya sebagai daerah penghasil, Sumsel juga memperkuat hilirisasi.

Ia mencontohkan hilirisasi untuk komoditas batu bara sehingga memiliki nilai tambah dan menciptakan industri turunan lainnya.

“Ini perlu sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, karena ketika masuk hilirisasi pastinya tidak hanya satu industri saja,” katanya.

Erwin menambahkan pemulihan ekonomi juga dapat tercapai melalui sumber-sumber pertumbuhan baru. Sasarannya adalah pada sektor ekonomi kreatif, pariwisata dan UMKM lantaran Sumsel memiliki potensi di bidang tersebut.

“Karena kita tidak bisa bersandar pada batu bara saja, harus ada penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi baru,” kata dia.

Seiring dengan bank sentral, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) pun telah merancang delapan strategi untuk pemulihan ekonomi.

Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Setda Sumsel Ekowati Retnaningsih mengatakan pihaknya berharap pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat terwujud pada tahun ini.

“Hilirisasi SDA, UMKM naik kelas dan pengembangan sumber pertumbuhan baru masuk dalam strategi yang kami rancang,” katanya.

Di samping itu pemprov juga menitikberatkan pada peluang ekspor yang sudah terbuka lebar seiring pemulihan ekonomi global.

Namun demikian, besarnya peluang untuk meningkatkan ekspor ke negara tujuan, seperti Tiongkok dan pasar lainnya masih menghadapi kendala.

“Karena kita lihat bahwa ekspor ini masih ada yang melalui pelabuhan di luar Sumsel,” katanya.

<!--more-->

Oleh karena itu, pemprov menilai pentingnya memiliki pelabuhan laut dalam atau samudra untuk menunjang peningkatan ekspor.

Pemprov Sumsel menargetkan dapat merealisasikan ground breaking Pelabuhan Tanjung Carat di Kabupaten Banyuasin.

Pelabuhan yang masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) ditaksir menelan investasi senilai Rp8 triliun.

“Pemprov sedang berjuang untuk mewujudkan Pelabuhan Tanjung Carat karena dampaknya sangatnya besar, ke hilirisasi, ekspor komoditas bahkan untuk penyerapan tenaga kerja,” katanya.

Ia melanjutkan jika pelabuhan tersebut terealisasi juga bisa memperlancar upaya lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama dukungan terhadap revitalisasi pertanian.

Ekowati mengemukakan berbagai strategi yang dikembangkan pemprov turut bertujuan untuk menekan angka kemiskinan yang masih di atas rata-rata nasional.

Diketahui, tingkat kemiskinan Sumsel per September 2021 sebesar 12,79 persen meski grafiknya terus menunjukkan penurunan, namun angka itu masih tinggi jika dibandingkan angka nasional yang sebesar 9,71 persen.

Baca: Sumsel Ekspor Komoditas Pertanian Senilai Rp 244 Miliar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

23 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

23 jam lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya