Maruf Amin: RI Hanya Jadi Konsumen Halal, Produsennya Cina hingga Korea Selatan
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 29 Maret 2022 14:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyayangkan Indonesia selama ini hanya menjadi konsumen untuk industri halal dunia. Padahal, negara memiliki potensi menjadi produsen lantaran memiliki pangsa pasar yang kuat.
“Selama ini kita hanya menjadi konsumen terbesar di dunia, bukan produsen. Jadi, produsennya justru ada negara-negara non-muslim, Brazil, Australia, bahkan juga Cina dan Korea Selatan. Karena itu, Presiden sudah mencanangkan pada 2024 Indonesia harus menjadi produsen halal terbesar di dunia,” ujar Ma’ruf dalam acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Sharia Conference 2022, Selasa, 29 Maret 2022.
Bila dilihat dari potensinya, Ma’ruf menilai industri halal bisa menjadi penopang bagi pemulihan ekonomi yang inklusif. Musababnya, pangsa sektor unggulan Indonesia untuk halal value chain dapat menopang 25 persen lebih dari ekonomi nasional.
Sektor-sektor unggulan itu terdiri atas pertanian, makanan halal, pariwisata, hingga fashion. Ma’ruf mengatakan sektor pertanian menyumbang kontribusi mencapai 51 persen terhadap keseluruhan kontribusi industri halal. Sedangkan kontribusi sektor makanan halal bisa mencapai 27 persen.
Sektor pariwisata ramah muslim menyumbang 16 persen, sementara fashion muslim hampir 6 persen. Capaian ini masih bisa ditingkatkan, apalagi Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia.
“Potensi besarnya harus dapat kita manfaatkan sebagai daya ungkit perekonomian, seperti populasi dan demand, serta halal lifedata-style yang semakin membumi di Indonesia, maupun juga di berbagai belahan dunia,” ucap Ma’ruf.
<!--more-->
Tak hanya industri halal, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Ma’ruf berujar pemerintah sudah mendorongnya melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Di sektor keuangan syariah, Ma’ruf mengatakan Kementerian BUMN sudah melakukan merger tiga bank syariah himbara. Bernama Bank Syariah Indonesia, bank ini akan menjadi salah satu entitas dengan aset yang besar seperti bank-bank konvensional lainnya.
Kemudian, Ma’ruf mengatakan pemerintah mengembangkan lembaga-lembaga keuangan syariah sampai ke tingkat mikro. Dari sisi dana sosial, dia juga melihat adanya potensi perputaran yang besar.
“Zakat itu per tahun Rp 370 triliun potensinya, tapi baru Rp 70-an triliun yang tergali. Itu pun ityang resmi pemerintah baru Rp 10 triliun,” ucap Ma’ruf. Sementara itu, potensi wakaf uang per tahun bisa menembus Rp 180 triliun per tahun.
Ma’ruf mengatakan dorongan terhadap industri halal serta keuangan dan ekonomi syariah perlu didukung oleh para pengusaha. Dia berujar semua instrumen yang ada itu tidak mungkin bisa termanfaatkan secara optimal bila tidak ada pengusaha.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Berikut Daftar Harga Layanan Permohonan hingga Perpanjangan Sertifikasi Halal