Maruf Amin: RI Hanya Jadi Konsumen Halal, Produsennya Cina hingga Korea Selatan

Selasa, 29 Maret 2022 14:56 WIB

Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kedua kanan) didampingi Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso (kiri) dan disaksikan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kanan) menunjukkan beras saat kunjungannya di kompleks pergudangan modern Perum BULOG di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat 11 Maret 2022. Kunjungan tersebut dalam rangka mengamati pengelolaan dari mesin 'rice to rice' (RTR) serta memastikan ketersediaan bahan pokok menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2022. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyayangkan Indonesia selama ini hanya menjadi konsumen untuk industri halal dunia. Padahal, negara memiliki potensi menjadi produsen lantaran memiliki pangsa pasar yang kuat.

“Selama ini kita hanya menjadi konsumen terbesar di dunia, bukan produsen. Jadi, produsennya justru ada negara-negara non-muslim, Brazil, Australia, bahkan juga Cina dan Korea Selatan. Karena itu, Presiden sudah mencanangkan pada 2024 Indonesia harus menjadi produsen halal terbesar di dunia,” ujar Ma’ruf dalam acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Sharia Conference 2022, Selasa, 29 Maret 2022.

Bila dilihat dari potensinya, Ma’ruf menilai industri halal bisa menjadi penopang bagi pemulihan ekonomi yang inklusif. Musababnya, pangsa sektor unggulan Indonesia untuk halal value chain dapat menopang 25 persen lebih dari ekonomi nasional.

Sektor-sektor unggulan itu terdiri atas pertanian, makanan halal, pariwisata, hingga fashion. Ma’ruf mengatakan sektor pertanian menyumbang kontribusi mencapai 51 persen terhadap keseluruhan kontribusi industri halal. Sedangkan kontribusi sektor makanan halal bisa mencapai 27 persen.

Sektor pariwisata ramah muslim menyumbang 16 persen, sementara fashion muslim hampir 6 persen. Capaian ini masih bisa ditingkatkan, apalagi Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia.

Advertising
Advertising

“Potensi besarnya harus dapat kita manfaatkan sebagai daya ungkit perekonomian, seperti populasi dan demand, serta halal lifedata-style yang semakin membumi di Indonesia, maupun juga di berbagai belahan dunia,” ucap Ma’ruf.

<!--more-->

Tak hanya industri halal, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Ma’ruf berujar pemerintah sudah mendorongnya melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

Di sektor keuangan syariah, Ma’ruf mengatakan Kementerian BUMN sudah melakukan merger tiga bank syariah himbara. Bernama Bank Syariah Indonesia, bank ini akan menjadi salah satu entitas dengan aset yang besar seperti bank-bank konvensional lainnya.

Kemudian, Ma’ruf mengatakan pemerintah mengembangkan lembaga-lembaga keuangan syariah sampai ke tingkat mikro. Dari sisi dana sosial, dia juga melihat adanya potensi perputaran yang besar.

“Zakat itu per tahun Rp 370 triliun potensinya, tapi baru Rp 70-an triliun yang tergali. Itu pun ityang resmi pemerintah baru Rp 10 triliun,” ucap Ma’ruf. Sementara itu, potensi wakaf uang per tahun bisa menembus Rp 180 triliun per tahun.

Ma’ruf mengatakan dorongan terhadap industri halal serta keuangan dan ekonomi syariah perlu didukung oleh para pengusaha. Dia berujar semua instrumen yang ada itu tidak mungkin bisa termanfaatkan secara optimal bila tidak ada pengusaha.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

BACA: Berikut Daftar Harga Layanan Permohonan hingga Perpanjangan Sertifikasi Halal

Berita terkait

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

7 jam lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

7 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

9 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

11 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

11 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

12 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

14 jam lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

19 jam lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya