Terpopuler Bisnis: Jokowi Murka karena Banjir Impor, Kerugian Stunting Rp 300 T
Reporter
Tempo.co
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Minggu, 27 Maret 2022 05:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu kemarin, 26 Maret 2022, dimulai dari Presiden Jokowi sebut kata bodoh dan meminta hadirin tidak tepuk tangan saat jengkel soal impor.
Lalu ada Wapres menyebut akses terhadap sarana penyediaan air bersih dan sanitasi layak dapat menurunkan kasus stunting, hingga Gilang Juragan 99 lapor SPT dan ikut tax amnesty.
Adapula berita tentang Menparekraf Sandiaga Uno memastikan konser musik sudah bisa digelar hingga Kementerian Perhubungan menggelar rapat koordinasi persiapan angkutan mudik Lebaran 2022.
Berikut lima berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada hari kemarin:
1. Kesal Soal Impor, Jokowi Sebut Kata Bodoh hingga Minta Hadirin Tak Tepuk Tangan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan kejengkelannya saat menyoroti banyaknya produk impor dalam pengadaan barang dan jasa di pemerintah pusat maupun daerah.
"Cek yang terjadi, sedih saya. Belinya barang-barang impor semuanya. Padahal kita memiliki untuk pengadaan barang dan jasa, anggaran modal pusat itu Rp 526 triliun. [Pemerintah] daerah, Pak Gub, Pak Bupati, Pak Wali Rp 535 triliun, lebih gede di daerah," kata Presiden saat Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Provinsi Bali, 25 Maret 2022.
Kekesalan Jokowi terhadap maraknya pengadaan barang dan jasa yang diimpor diungkapkannya dengan menyebut kata 'bodoh' hingga meminta hadirin tidak tepuk tangan.
Sebut Kata Bodoh
Saat mengungkapkan potensi pengadaan barang dan jasa tidak impor atau membeli produk-produk dalam negeri, Jokowi menyebut hal tersebut bisa memacu pertumbuhan ekonomi pemerintah pusat dan daerah 1,5 sampai 1,71 persen dan BUMN 0,4 persen. Caranya, pemerintah pusat dan daerah maupun BUMN konsisten membeli barang yang diproduksi pabrik-pabrik dan UKM-UKM dalam negeri.
"Kok enggak kita lakukan? Bodoh sekali kita kalau enggak melakukan ini, malah beli barang-barang impor," kata Presiden.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
2. Wapres Sebut Kerugian Indonesia Lebih dari Rp 300 T Tiap Tahun karena Stunting
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan bahwa peningkatan akses terhadap sarana penyediaan air bersih dan sanitasi layak dapat mendorong penurunan kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
"Ada banyak faktor yang berkontribusi pada upaya penurunan stunting, di antaranya kesehatan lingkungan, terutama terkait sanitasi dan ketersediaan air minum layak," katanya di Kediaman Resmi Wakil Presiden di Jakarta, Sabtu 26 Maret 2022.
Dalam Rapat Kerja Nasional III Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) yang digelar via daring, Wapres mengatakan bahwa pemerintah sudah menetapkan target peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi layak untuk mempercepat penurunan stunting.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, ia menjelaskan, pemerintah menargetkan 100 persen rumah tangga mempunyai akses terhadap air minum layak dan 90 persen rumah tangga mempunyai akses terhadap sanitasi layak pada 2024.
Baca berita selengkapnya di sini.