Kata Analis Soal Daya Tarik Saham GoTo Saat IPO

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 24 Maret 2022 02:33 WIB

Ilustrasi GoToko. Kredit GoToko

TEMPO.CO, Jakarta - Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan daya tarik saham GoTo dalam penawaran saham publik perdana (Initial Public Offering/IPO adalah ekosistem, serta model dan prospek bisnis ke depan Menurutnya, jangkauan GoTo ini sangat luas karena di dalamnya terdapat Gojek, Tokopedia, dan GoPay.

Dengan model bisnis yang dibangun itu, GoTo bakal menjadi salah satu perusahaan dengan kapitalisasi besar pasca IPO nanti.

Dengan asumsi penawaran harga di kisaran Rp 316-346 per saham, kapitalisasi saham GOTO akan mencapai sekitar Rp 376,6 triliun (US$26,2 miliar) - Rp 413,7 triliun (US$28,8 miliar) saat listing di BEI nanti. Angka tersebut masuk empat besar saham dengan kapitalisasi yang tertinggi di BEI setelah BCA, BRI, dan Telkom.

“Untuk saat ini GOTO bukan saham yang dilihat profitabilitasnya, ini saham yang tipikal financial technology dan startup. Yang dikejar itu adalah user dan jumlah transaksi, investor melihat growth-nya dari itu,” kata Wawan, Selasa, 22 Maret 2022.

Namun, nilai kapitalisasi GoTo yang begitu besar bisa menjadi acuan bagi investor, terutama investor institusi, meskipun mereka akan lebih banyak pertimbangan.

Advertising
Advertising

“Investor institusi mungkin tidak menggunakan analisa fundamental. Namun biar bagaimanapun mereka akan lebih banyak melakukan pertimbangan,” tuturnya.

Saat ini, GOTO merupakan satu-satunya perusahaan di kawasan Asia Tenggara yang menawarkan layanan on-demand services, e-commerce dan financial technology services yang berskala besar dan terintegrasi di dalam satu ekosistem. Layanan Perusahaan menghubungkan lebih dari 55 juta Annual Transacting Users (ATU) dengan 14 juta pedagang terdaftar, dan 2,5 juta mitra pengemudi yang terdaftar per tanggal 30 September 2021.
<!--more-->
Menurut Wawan, setiap investor tentu belajar dari investasinya di perusahaan sejenis di masa sebelumnya. Tapi emiten seperti GOTO memiliki model bisnis yang berbeda, karena sangat terintegrasi dengan jejaring yang sangat luas di dalam ekosistemnya.

Adapun penawaran umum perdana saham (IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus memantik perbincangan para pelaku pasar. Sebagai calon emiten dan salah satu perusahaan teknologi terbesar di Asia Tenggara, GOTO kelihatannya juga memahami kekhawatiran investor terhadap proses sahamnya.

Itu sebabnya sejumlah langkah dilakukan penguasa market share ride hiling dan e-commerce di Indonesia ini untuk meyakinkan para calon investornya. Sejumlah strategi telah disiapkan GOTO untuk menjaga kinerja sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak terpuruk usai melantai 4 April nanti.

Cara pertama yang dilakukan GOTO adalah lock up period bagi pemegang saham lama dan pemilik hak suara multipel (SHSM). Sesuai dengan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 22/POJK.04/2021 tentang penerapan klasifikasi saham dengan hak suara multipel atau multiple voting shares (MVS), para founder memiliki hak suara lebih banyak (voting rights) dari pemegang saham lainnya, meski jumlah sahamnya sama.

Adanya ketentuan ini membuat pemegang saham eksisting dilarang menjual atau memindahtangankan saham GOTO miliknya. Periode waktunya antara 8 bulan sampai dengan 2 tahun, tergantung klasifikasi saham yang dimiliki.

Selain dimiliki oleh para pendirinya, seperti Andre Sulistyo, Kevin Aluwi, William Tanuwijaya, pemegang saham GOTO melibatkan sejumlah investor global dengan reputasi top. Sebut saja Taobao China Holding Limited Q dan SVF GT Subco (Singapore) Pte. Ltd.
<!--more-->
Sementara sejumlah konglomerasi lokal juga tercatat sebagai investor GoTo seperti Astra International dan Djarum. Perlu diperhatikan periode lock-up ini tidak berlaku untuk investor yang baru berpartisipasi di masa penawaran awal saham perdana.

Kedua, dalam IPO ini GOTO akan menjalankan skema greenshoe option dan hak suara multipel (HSM) atau multiple voting shares (MVS). Greenshoe merupakan mekanisme yang memberikan GOTO fleksibilitas untuk menunjuk broker sebagai agen stabilisasi saham selama periode 30 hari sejak saham listing di BEI.

Melalui IPO ini GOTO akan mengalokasikan dana stabilisasi saham atau greenshoe sebesar US$160 juta atau sekitar Rp2,3 triliun (US$160 juta).

"Dalam 30 hari itu, agen stabilisasi bisa membeli saham GOTO di harga berapapun sampai maksimum harga IPO dalam 30 hari," kata Direktur Utama PT Indo Premier Sekuritas Moleonoto The, Moleonoto, pekan lalu. Strategi ketiga GOTO dalam meredam kekhawatiran investor adalah penjualan saham perdana yang kurang dari 5 persen.

Nal ini menjadi indikasi bahwa GoTo juga ingin membatasi likuiditas di pasar, sehingga ruang spekulasi terhadap harga sahamnya menjadi terbatas. Dalam IPO saham ini, GOTO menawarkan sebanyak 48 miliar saham baru Seri A dengan kemungkinan ditingkatkan sampai sebanyak-banyaknya 52 miliar saham baru dan mewakili hingga 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah selesainya IPO (tidak termasuk saham tambahan dari opsi penjatahan lebih).

BISNIS

Baca: Vaksin Booster Jadi Syarat, Pemudik Bisa Vaksinasi di Posko Mudik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

2 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

3 hari lalu

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

3 hari lalu

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

E-Commerce Communications Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengungkap tren belanja sepanjang Ramdan dan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

3 hari lalu

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

4 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

4 hari lalu

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo meninggal dunia dalam usia 96 tahun. Simak profil perusahaan jamu dan kecantikan tersebut berikut ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

4 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya