Prediksi Indef Soal Performa Saham GoTo Dibandingkan Bukalapak

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 16 Maret 2022 05:45 WIB

Sejumlah mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat 28 Mei 2021. Sejumlah mitra pengemudi Gojek berharap mergernya dua perusahan startup Gojek dan Tokopedia memberikan dampak positif bagi kalangan mitra dengan meningkatnya bonus dan insentif karena penggabungan tersebut telah meningkatkan nilai atau valuasi perusahaan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Langkah pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dinilai lebih realistis dan telah menyesuaikan keadaan pasar. Dengan itu, peformanya diramalkan dapat lebih baik dibandingkan Bukalapak (BUKA).

Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan GoTo telah mempelajari harga saham industri digital di tingkat global serta naik turunnya harga saham Bukalapak di BEI. Dengan itu, dia menilai GoTo menawarkan harga saham awal yang tidak setinggi Bukalapak.

"Artinya mereka [GoTo] tidak seoptimis Bukalapak untuk mendapatkan tambahan modal, namun mencoba realistis dengan keadaan pasar yang memang belum sebaik yang diharapkan," ujarnya, Selasa, 15 Maret 2022.

Menurut Huda, nilai valuasi yang tinggi belum dapat mengerek harga saham secara optimal. Selain faktor keuangan, belum meratanya pemahaman mengenai potensi dari perusahaan teknologi turut mempengaruhi performa saham startup.

Oleh karena itu, dia menilai GoTo pasti akan menjadikan Bukalapak sebagai benchmarking terhadap harga saham IPO GoTo.

"Maka seharusnya bisa menjadikan pelajaran untuk GoTo agar bisa menggunakan dana IPO untuk keperluan lebih bagus dibandingkan Bukalapak," kata Huda.
<!--more-->
Menurutnya, dana dari IPO dapat digunakan untuk bersaing dengan ekosistem aplikasi super milik kompetitor, yaitu Shopee dan Grab, serta melakukan ekspansi. "Saya optimis peforma GoTo lebih baik dari Bukalapak," ujarnya.

CEO Grup GoTo Andre Soelistyo mengatakan kebanyakan dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk mengembangkan produk dan layanan. "Dana itu akan kami gubakan untuk modal kerja, mengakselerasi produk yang kami luncurkan," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa.

Selain itu, Andre memaparkan dana IPO akan digunakan juga untuk membangun infrastruktur dan sumber daya teknologi. Menurutnya, perusahaannya menyiapkan rencana pembagian dana yang akan diinvestasikan di anak perusahaan GoTo, yaitu Gojek, Tokopedia, dan Gopay.

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo atau Perusahaan), salah satu ekosistem digital di Indonesia, resmi mengumumkan rencana untuk melakukan penawaran umum perdana saham di BEI, Selasa. IPO GoTo diharapkan dapat menghimpun pendanaan setidaknya Rp 15,2 triliun (US$1,1 miliar).

Kisaran harga untuk IPO telah ditetapkan pada Rp 316 hingga Rp 346 per saham, sehingga kapitalisasi pasar saat pencatatan saham di BEI diperkirakan mencapai antara Rp 376,6 triliun (US$ 26,2 miliar) dan Rp 413,7 triliun (US$28,8 miliar). Grup GoTo berencana menggunakan dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, untuk modal kerja guna mendukung strategi pertumbuhan perusahaan.

Grup GoTo akan melakukan penawaran awal (book building) antara 15-21 Maret 2022. Masa penawaran umum ditargetkan akan dilakukan pada 29-31 Maret 2022. Pencatatan di Papan Utama BEI dengan kode saham GOTO akan dilakukan dalam beberapa minggu ke depan.

BISNIS

Baca: Luhut Pastikan CEO SoftBank Masayoshi Son Dicoret dari Dewan Pengarah IKN

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

IHSG menutup sesi di level 7,328.1 atau +1,12 persen.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melanjutkan pergerakan positifnya

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

5 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama hari ini, menutup sesi di level 7,082.9 atau -0,22 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menurun Terbatas, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

7 hari lalu

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menurun Terbatas, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

Dinamika kebijakan Bank Sentral Amerika diprediksi masih memberi pengaruh pada penurunan IHSG pekan depan

Baca Selengkapnya

Antam Bagi Dividen Rp 3 Triliun

9 hari lalu

Antam Bagi Dividen Rp 3 Triliun

PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM) akan membagikan dividen Rp 3,08 triliun.

Baca Selengkapnya

Laporkan Kinerja 2023, Laba Bersih Jasa Marga Capai Rp 6,8 Triliun

10 hari lalu

Laporkan Kinerja 2023, Laba Bersih Jasa Marga Capai Rp 6,8 Triliun

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. atau JSMR melaporkan kondisi kinerja perseroan selama tahun 2023 dengan laba bersih mencapai Rp 6,8 triliun.

Baca Selengkapnya

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

11 hari lalu

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

PT TIMAH Tbk melakukan perombakan direksi melalui RUPST. Berharap bisa memperbaiki bisnis perusahaan.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah di Sesi I, Saham BBRI Paling Aktif Diperdagangkan

11 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah di Sesi I, Saham BBRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama Rabu, 8 Mei 2024, menutup sesi pertama di level 7,097,7.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

11 hari lalu

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

Tren harga beberapa saham besar menurun, investasi di reksa dana saham pun terdampak.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

12 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya