SoftBank Urung Jadi Investor IKN, Ini Kilas Balik Soal Investasi USD 100 Miliar
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Martha Warta Silaban
Sabtu, 12 Maret 2022 09:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -SoftBank mengkonfirmasi bahwa perusahaan tidak akan berinvestasi di proyek Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Keputusan itu disampaikan pada Jumat, 11 Maret 2022.
Pada 2020 lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengklaim SoftBank berminat menyuntik dana segar untuk pembangunan IKN mencapai US$ 100 miliar. Pemerintah bahkan telah menunjuk CEO Softbank Mayoshi Son sebagai Ketua Dewan Pengarah IKN.
"Dia (CEO Softbank Masayoshi Son) mendesak saya terus. Dia mau investasi sampai US$ 100 miliar. Bagi saya ini too good to be true," ujar Luhut pada awal Januari 2020 silam.
Menurut Luhut kala itu, nilai investasi yang ditawarkan Jepang tersebut terlalu besar. Ia mengatakan sejatinya nilai investasi US$ 25 miliar sudah cukup lantaran rancangan pemindahan ibu kota sudah berjalan.
Dihubungi melalui pesan pendek, Juru Bicara Kemenko Maritim dan Investasi, Jodi Mahardi, belum menanggapi hengkangnya Softbank dari proyek ibu kota. Begitu juga dengan Menteri Bappenas Suharso Monoarfa, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, dan Juru Bicara IKN Sidik Pramono. Ketiganya belum memberikan respons atas pesan yang dikirim sejak Sabtu pagi, 12 Maret.
Wacana investasi IKN dari SoftBank mencuat saat Masayoshi Son menemui Presiden Joko Widodo alias Jokowi di Istana Merdeka pada 10 Januari 2020 lampau. Pertemuan keduanya membahas rencana Softbank berinvestasi dalam pembangunan Ibu Kota baru di Kalimantan Timur.
"Dengan proyek yang pemerintah Indonesia siapkan, kami rasa ada kesempatan menarik yang dapat kita diskusikan," kata Masayoshi pada Jokowi saat itu. SoftBank, kata Masayhosi, tertarik dengan pembangunan kota cerdas, kota hijau, teknologi terbaru, dan artificial intelligence.<!--more-->
Masayoshi sempat menyinggung soal kondisi Ibu Kota Jakarta. Menurut dia, Jakarta memiliki sejarah dan kesuksesan yang luar biasa. Sementara itu, Presiden Jokowi memaparkan kondisi DKI Jakarta dan membandingkannya dengan Ibu Kota baru.
"Populasi di Jakarta saat ini sekitar 10 juta dan luas Provinsi Jakarta 66 ribu hektare," katanya. Luas Jakarta itu, kata Jokowi, jauh lebih kecil dibandingkan luas calon ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Namun, Masayhosi belum memutuskan angka investasi di IKN. Ia sempat memastikan jika investasi ini di luar investasi SoftBank sebelumnya yang sebesar US$ 2 miliar alias merupakan investasi baru.
Berselang dua pekan setelah pertemuan Masayoshi dengan Jokowi, pemerintah membentuk Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Negara. Pemerintah menunjuk tiga nama, yaitu Perdana Menteri Inggris Tony Blair, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed Al Nahyan atau MBZ, dan Masayoshi Son.
Tak lama kemudian, Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir pun bertemu dengan Masayoshi. Momen persamuhan itu ia bagikan dalam akun media sosial pribadinya, yakni Instagram, pada Jumat, 31 Januari 2020.
"Saya mendapatkan kesempatan berharga untuk berdiskusi mengenai rencana pembangunan ibu kota negara dengan Tony Blair dan Masayoshi Son (SoftBank)," tulis Erick menandai keterangan foto yang ia bagikan. Ia mengatakan memperoleh ide segar yang akan diwujudkan dalam pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Baca Juga: Disuntik Investasi Softbank, E-Commerce Sepatu Asal Jepang Bersiap Masuk RI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.