Harga Batu Bara Diprediksi Terbang, Bukit Asam Prioritaskan Kebutuhan Domestik

Reporter

Antara

Senin, 7 Maret 2022 14:53 WIB

Sejumlah bermain di bawah panel surya yang berada di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Irigasi Tanjung Raja yang dibangun melalui dana CSR PT Bukit Asam Tbk di Desa Tanjung Raja, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Kamis 18 November 2021. PLTS yang memiliki kapasitas sebesar 16 kilowatt tersebut dipergunakan untuk menghidupkan pompa air yang menyalurkan air dari Sungai Enim ke lahan persawahan milik warga yang berjarak sekitar satu kilometer dengan ketinggian sekitar 30 meter. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bukit Asam (Persero) Tbk memperkirakan harga batu bara siap “terbang” pada 2022 karena pengaruh kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Direktur Utama Bukit Asam Asral Ismail mengatakan semula perusahaan memproyeksikan terjadi kenaikan harga berkisar 10-20 persen pada 2022 dibandingkan 2021.

Ini berdasarkan pada kondisi pada 2021, yang mana terjadi peningkatan permintaan yang tinggi terhadap batu bara untuk mendukung menggeliatnya kembali perekonomian global.

Namun situasi geopolitik yang terjadi di kawasan Eropa yang sama sekali tak diprediksi sebelumnya membuat harga batu bara terus menanjak.

“Dengan adanya konflik tersebut, PTBA juga menikmati kenaikan harga batu bara,” kata Asral dalam konferensi pers secara virtual mengenai Kinerja PTBA tahun 2021.

Sepanjang Februari 2022, harga batu bara sudah menguat sebesar 38,22 persen secara month over month. Memasuki Maret, harga batu bara kembali tancap gas dengan menyentuh level US$ 446 per ton. Bahkan jika dihitung secara year to date, harga batu bara telah menguat hingga 233,83 persen

Walau demikian menguntungkan untuk merambah pasar ekspor, BUMN yang berada di bawah holding Mind ID ini tetap akan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri, terutama kebutuhan bahan baku untuk pembangkit milik PLN.

Berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2022, PTBA memproyeksikan untuk kebutuhan dalam negeri yakni 25 persen dari total produksi yang merupakan kewajiban DMO perusahaan.

Apabila ada porsi tambahan dari pemerintah, Asral menyatakan perusahaannya siap merevisi RKAP karena sebagai BUMN, pihaknya tak semata-mata mengejar keuntungan tapi lebih mengutamakan kebutuhan dalam negeri.

Tahun lalu, PTBA memberikan 57 persen dari total produksi untuk kebutuhan dalam negeri sementara sisanya baru diekspor.

“Untuk tahun ini juga relatif sama, 57 persen dan 43 persen,” kata dia.

Sebelumnya, Bukit Asam mencetak sejarah dalam memperoleh laba bersih selama perusahaan itu berdiri dengan meraup 7,91 t atau 231 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian, mengumpulkan pendapatan usaha Rp 29,26 t atau naik 69 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Capaian positif ini tak lepas dari kenaikan harga batu bara yang terjadi sepanjang 2021.

Produksi batu bara PTBA pada 2021 mengalami kenaikan 21 persen dari tahun sebelumnya menjadi 30,04 juta ton. Sementara volume angkut mengalami kenaikan menjadi 25,42 juta ton atau naik tujuh persen dari 2020. Sedangkan penjualan batu bara sepanjang 2021 sebesar 28,37 juta ton atau naik sembilan persen dari tahun sebelumnya.

ANTARA

Baca: Belasan Ribu Tiket MotoGP Kelas Festival Belum Laku, Didiskon hingga Rp 100 Ribu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

5 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

2 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

2 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

3 hari lalu

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

Bukit Asam membukukan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 790,9 miliar atau anjlok 31,9 persen secara tahunan dari Rp 1,16 triliun.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya