Kementerian Sandiaga Usul Wisatawan Daftar Dulu Sebelum ke Puncak, Kenapa?

Selasa, 1 Maret 2022 20:17 WIB

Sejumlah pengendara antre di jalur wisata Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Ahad, 27 Februari 2022. Tingginya antusiasme masyarakat untuk berwisata pada libur akhir pekan dan libur Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, mengakibatkan kepadatan kendaraan di jalur Puncak Bogor sehingga Satlantas Polres Bogor melakukan rekayasa buka tutup jalur untuk mengurai kepadatan kendaraian. ANTARA/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengusulkan pembuatan aplikasi pendaftaran kunjungan wisatawan di Puncak, Bogor, untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas. Baru-baru ini, viral video jalur menuju Puncak dipadati kendaraan.

“Mungkin wisatawan harus daftar dulu. Jadi ada aplikasi untuk orang yang akan ke Puncak. Dengan begitu, orang-orang yang ke Puncak terdata,” ujar Deputi Bidang Produk Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa dalam acara Weekly Press Briefing, Selasa, 1 Maret 2022.

Cara tersebut sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk memperluas pemanfaatan teknologi guna mengantisipasi munculnya persoalan-persoalan di sektor pariwisata. Dengan mekanisme pendaftaran melalui platform digital, pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya bisa mencegah kendaraan menyemut di jalur wisata.

“Jika sudah melebihi kuota disetop karena masalah Puncak macet ini bergerak dalam waktu bersamaan,” tutur Rizki.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan kemacetan di jalur Puncak merupakan masalah yang terjadi secara berulang-ulang setiap tahun dan belum ada solusinya. Musababnya, kapasitas jalan di lokasi itu tidak sepadan dengan tingginya minat kunjungan turis lokal.

Advertising
Advertising

“Puncak adalah destinasi favorit yang terjangkau, namun jalannya sangat sempit,” tutur dia. Sandiaga lalu menceritakan pengalamannya harus mengendarai sepeda motor di Puncak lantaran terjebak macet.

<!--more-->

Kemacetan rata-rata terjadi lantaran kendaraan mogok, masyarakat abai dengan skenario lalu-lintas, serta pengemudi mobil berhenti sembarangan di tepi jalan. Kementerian, tutur Sandiaga, telah berkoordinasi dengan Polri agar masyarakat mematuhi pola rekayasa lalu-lintas.

Namun, solusi ini tak bersifat jangka panjang. Dia mengatakan salah satu cara untuk mengurangi kemacetan di Puncak adalah dengan membangun kereta gantung atau cabble car. Infrastruktur ini pernah diusulkan oleh pemerintah daerah setempat.

Cabble car bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga ada sensasi berbeda. Destinasi-destinasi di luar negeri juga ada cabble car,” ucap dia.

Di sisi lain, Sandiaga meminta wisatawan asal Jakarta dan sekitarnya mulai mencari alternatif destinasi wisata selain Puncak untuk mengisi hari libur. Ia menyarankan wisatawan menyambangi Tanjung Lesung, Cikesik, Garut, sampai Belitung.

FRANCISCA CHRSITY ROSANA | JORDAN KEFAS JEFFERSON

Baca: Di Depan Jokowi, Ainun Najib Sebut Yakin Talenta Digital RI Masuk 4 Besar Dunia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Asal-usul Api Abadi Mrapen yang Akan Menyala di Rakernas PDIP ke-V di Ancol

1 hari lalu

Asal-usul Api Abadi Mrapen yang Akan Menyala di Rakernas PDIP ke-V di Ancol

DPP PDIP melepas pelari pembawa obor perjuangan yang bersumber dari api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah untuk Rakernas PDIP.

Baca Selengkapnya

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

2 hari lalu

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

Destinasi wisata populer di dunia mengalami overtourism dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

5 hari lalu

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

Sandiaga Uno menyebut banjir Sumbar turut berdampak ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

PPP Belum Kunjung Bersikap, Sandiaga Berkukuh Dukung Pemerintahan Prabowo

5 hari lalu

PPP Belum Kunjung Bersikap, Sandiaga Berkukuh Dukung Pemerintahan Prabowo

Menurut Sandiaga, dukungan untuk pemerintah sejalan dengan nama PPP.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata Alam Wajib Dikunjungi Saat ke Lumajang: Gua Tetes Hingga Hutan Bambu

5 hari lalu

5 Destinasi Wisata Alam Wajib Dikunjungi Saat ke Lumajang: Gua Tetes Hingga Hutan Bambu

Selain itu, Lumajang juga memiliki berbagai destinasi alam lainnya yang memikat, seperti gua tetes dan hutan bambu yang mirip dengan di Jepang.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

6 hari lalu

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

Ahok-Anies santer disebut bakal disandingkan dalam Pilgub DKI. Namun, duet keduanya bakal melanggar UU Pilkada.

Baca Selengkapnya

Cegah Tragedi SMK Lingga Kencana Terulang, Ini Petunjuk Menteri Sandiaga tentang Bus Pariwisata

6 hari lalu

Cegah Tragedi SMK Lingga Kencana Terulang, Ini Petunjuk Menteri Sandiaga tentang Bus Pariwisata

Menteri Sandiaga menyiapkan sosialisasi agar masyarakat berhati-hati memilih bus pariwisata agar kecelakaan seperti SMK Lingga Kencana tak terulang.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata Jawa Barat yang Punya Kerawanan Bencana Tingkat Tinggi

7 hari lalu

Destinasi Wisata Jawa Barat yang Punya Kerawanan Bencana Tingkat Tinggi

Ada 108 destinasi wisata alam dan buatan di Jawa Barat, umumnya rawan bencana.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata Guinea di Barat Afrika

10 hari lalu

5 Destinasi Wisata Guinea di Barat Afrika

Mungkin masih sedikit yang mengenal Guinea di bagian barat Afrika, dengan kota terbesarnya adalah Conakry. Ini 5 destinasi wisata unggulannya.

Baca Selengkapnya

Progres Pembangunan Sumbu Kebangsaaan IKN 98 Persen, Menteri PUPR: Bisa Digunakan Saat 17 Agustusan

12 hari lalu

Progres Pembangunan Sumbu Kebangsaaan IKN 98 Persen, Menteri PUPR: Bisa Digunakan Saat 17 Agustusan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau proyek pembangunan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Selasa, 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya