Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 0,8 Miliar di Triwulan IV-2021

Jumat, 18 Februari 2022 11:26 WIB

Ilustrasi atau Logo Bank Indonesia. REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV 2021 tetap baik, sehingga menopang ketahanan eksternal.

NPI triwulan IV 2021 mencatat defisit rendah US$ 0,8 miliar, ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut di tengah transaksi modal dan finansial yang mencatat defisit.

“Dengan perkembangan tersebut, NPI secara keseluruhan tahun 2021 mencatat surplus yang cukup tinggi mencapai 13,5 miliar dolar AS,” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam rilis Jumat, 18 Februari 2022.

Posisi cadangan devisa akhir Desember 2021 meningkat menjadi US$ 144,9 miliar atau setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Surplus transaksi berjalan berlanjut pada triwulan IV 2021, terutama ditopang surplus neraca barang yang tetap tinggi. Pada triwulan IV 2021 transaksi berjalan melanjutkan surplus US$ 1,4 miliar atau 0,4 persen dari PDB, meskipun lebih rendah dari capaian surplus US$ 5,0 miliar atau 1,7 persen dari PDB pada triwulan sebelumnya.

Advertising
Advertising

Surplus transaksi berjalan tersebut didukung surplus neraca perdagangan barang seiring tetap kuatnya kinerja ekspor yang dipengaruhi permintaan global dan akselerasi harga komoditas ekspor, khususnya batu bara.

Sejalan perbaikan aktivitas ekonomi domestik dan tetap kuatnya ekspor, impor turut tumbuh meningkat, sehingga menahan surplus neraca perdagangan barang lebih lanjut. Kinerja transaksi berjalan ditopang peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder yang disebabkan kenaikan penerimaan hibah pemerintah di bidang kesehatan untuk penanganan pandemi Covid-19.

Di sisi lain, defisit neraca jasa meningkat, terutama akibat melebarnya defisit jasa transportasi sejalan dengan peningkatan pembayaran jasa freight impor barang. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat seiring dengan perbaikan kinerja korporasi pada periode laporan.

“Kinerja transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2021 tetap terjaga, terutama ditopang surplus investasi langsung di tengah ketidakpastian keuangan global yang berlanjut,” katanya.

Optimisme investor terhadap prospek pemulihan ekonomi domestik mendorong aliran masuk neto investasi langsung pada triwulan IV 2021 US$ 3,4 miliar atau naik dibandingkan dengan capaian surplus US$ 3,2 miliar pada triwulan sebelumnya.

Di sisi lain, ketidakpastian pasar keuangan global yang berlanjut menyebabkan penyesuaian aliran modal keluar pada investasi portofolio. Utamanya, dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) domestik di tengah kinerja saham yang masih mencatat surplus.

Transaksi investasi lainnya mencatat defisit akibat peningkatan pembayaran utang luar negeri swasta yang jatuh tempo. Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2021 mencatat defisit US$ 2,4 miliar atau 0,7 persen dari PDB.

Baca Juga: Per 8 Februari, Bank Indonesia Catat Aliran Masuk Modal Asing USD 1,1 Miliar

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya