Bos BCA Beri Tips ke Investor Pemula: Pertama, Kenali Profil Risiko Anda

Rabu, 9 Februari 2022 15:28 WIB

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mencoba layanan aplikasi perbankan eletronik atau disebut eBranch produk dari Bank BCA di Jakarta, 22 Februari 2017. Bank BCA meluncurkan empat produk dan layanan antara lain Paspor BCA menggunakan chip, eBranch, Halo BCA Chat dan Vira memenuhi kebutuhan nasabah dalam layanan perbankan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA, Jahja Setiaatmadja, memberikan beberapa tips bagi investor pemula.

Ia menyebutkan, hal pertama yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis instrumen investasi yang dipilih sebaiknya berbasis pada profil risiko investor. Dengan begitu, sejak awal sudah dapat diukur toleransi investor terhadap kemungkinan rugi.

“Menurut saya, Anda harus mengenali diri sendiri," ujar Jahja, Selasa, 9 Februari 2022.

Ia lalu mencontohkan, bila calon investor tergolong agresif bila berani atau dapat menoleransi tingkat kerugian tertentu. "Agak berani loss tidak apa-apa, tetapi mencari target income yang tinggi. Ya masuk ke investasi yang tanda petik ada spekulasi tinggi,” katanya.

Sebaliknya, investor termasuk golongan konservatif bisa memilih instrumen investasi yang relatif aman. Sedangkan investor moderat bisa mencampur investasi yang berisiko tinggi dengan investasi dengan risiko serta imbal hasil rendah.

Advertising
Advertising

“Jadi, tergantung juga dari sifat Anda, itu yang pertama," tutur Jahja.

Hal kedua, menurut dia, adalah pilihan jenis investasi harus memperhatikan kebutuhan dari tiap individu."Tentunya banyak sekali investasi dan dalam hal ini Anda harus melihat kebutuhan. Jangan hanya sekadar investasi."

<!--more-->

Ia lalu memberi gambaran, bahwa para investor di pasar uang yang berstatus belum berkeluarga akan lebih leluasa untuk memilih produk investasi. Hal itu diasumsikan karena mereka belum memiliki tagihan, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), KKB, atau lainnya.

Jahja mencontohkan investasi di perbankan relatif aman, seperti tabungan dan deposito. Walaupun bunga yang ditawarkan cukup rendah, instrumen itu lebih likuid atau mudah dicairkan.

“Tetapi ada juga, kita mulai melihat pasar modal, ada obligasi dan saham," katanya.

Hal berbeda jika pilihan investasi dengan horizon waktu yang lebih panjang seperti obligasi pemerintah. "Pasti aman. Tetapi kalau itu jatuh pas ada saat jatuh tempo, in between Anda perlu likuiditas, tentu Anda harus jual dan saat itu tergantung harga pasar lagi tinggi atau rendah,” tutur Jahja.

Sedangkan untuk instrumen saham, Jahja menyatakan bahwa investor dipastikan memburu capital gain karena tidak ada bunga yang dikenakan.

BISNIS

Baca: Bantah Soal IKN, Hashim Djojohadikusumo: Seolah-olah Saya Bagian dari Oligarki

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

9 menit lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

14 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

14 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

16 jam lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

17 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

20 jam lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

21 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

1 hari lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya