Peningkatan Kasus Omicron Dikhawatirkan Bikin Mal hingga Restoran Kembali Mati Suri

Sabtu, 5 Februari 2022 13:29 WIB

Suasana salah satu mal di Jakarta, Selasa, 14 Desember 2021. Pemerintah melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 66 Tahun 2021 menerangkan bahwa akan memperpanjangan jam operasional pusat perbelanjaan dan mal menjadi pukul 09.00 hingga 22.00 WIB selama masa liburan akhir tahun. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan dampak ekonomi dari peningkatan kasus Covid-19 karena varian Omicron sangat tergantung pada respons pemerintah. Dia berharap peningkatan kasus dapat segera diatasi agar kegiatan masyarakat tetap berjalan.

“Karena (pembatasan kegiatan) dapat menurunkan kepercayaan konsumen untuk berbelanja, menghambat akses logistik antar-daerah, hingga meningkatkan jumlah pengangguran lagi,” ujar Bhima saat dihubungi pada Sabtu, 5 Februari 2022.

Bhima mengatakan jika pemerintah kembali memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4 secara ketat dan menutup perkantoran, berbagai sektor akan kembali mati suri. Sektor-sektor yang terancam itu meliputi mal, transportasi, restoran, hingga pelaku usaha kecil.

Indonesia memasuki gelombang ketiga pandemi Covid-19 pada awal Februari seperti prediksi pemerintah sebelumnya. Jumlah penambahan kasus per hari telah menembus angka 30 ribu dan memecahkan rekor tertinggi sepanjang enam bulan terakhir.

Bhima menyebut komunikasi pemerintah kepada masyarakat dan pelaku usaha penting untuk mewaspadai varian Omicron sekaligus mencegah kepanikan sosial. Secara paralel, kata dia, pemerintah perlu segera mengalokasikan anggaran pemulihan ekonomi nasional yang besarannya sama dengan 2021 sebesar RP 744,7 triliun.

Advertising
Advertising

Dana PEN diperlukan untuk membantu masyarakat dan pelaku usaha yang berpotensi terimbas gelombang pandemi lanjutan. “Tentu ini akan jadi dilema karena defisit anggaran harus ditekan di bawah 3 persen sebelum 2023,” kata Bhima.

Adapun Bhima menyebut, pada gelombang Covid-19, sektor-sektor industri yang akan merasakan dampak pandemi adalah pengusaha yang berorientasi terhadap ekspor. Musababnya, peningkatan kasus di berbagai negara, khususnya Amerika, Cina, dan Eropa, membuat lalu lintas pengiriman barang terkendala.

“Masih ada pembatasan sosial dan kapasitas tenaga kerja di pelabuhan tujuan, belum normal,” ucap Bhima menjelaskan lebih lanjut imbas lonjakan jkasus Covid-19 karena varian Omicron tersebut.

Baca: Susi Air Kaji Langkah Hukum Pasca-pengusiran Pesawat di Hanggar Malinau

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

4 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

5 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

5 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

10 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

14 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

14 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

14 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

14 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

14 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya