Kledo Bantu UMKM Hadapi Tantangan Pasca Pandemi

Senin, 24 Januari 2022 20:00 WIB

INFO BISNIS - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi kelompok sektor usaha yang paling terdampak pandemi COVID-19 di Indonesia. Survei “Dampak Pandemi COVID-19 terhadap UMKM” yang digagas Paper.id bersama SMESCO Kementerian UMKM dan Koperasi serta OK OCE mendapati tiga sektor usaha UMKM yang paling banyak mengalami penurunan omzet, yaitu kuliner (43,09 persen), disusul jasa (26,02 persen) dan fashion (13,01).

Peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam perekonomian Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Pasalnya, UMKM memiliki kontribusi besar terhadap produk domestik bruto dari tahun ke tahun. UMKM juga mampu menyerap lapangan pekerjaan lebih 90 persen dari total tenaga kerja.

Selama lebih dari dua tahun banyak bisnis berusaha untuk bertahan dalam ketidakpastian Pandemi dan risiko penyebaran virus Covid-19. Tidak sedikit juga bisnis yang harus gulung tikar akibat kesulitan di masa ini.

Tidak ada yang tahu dengan pasti kapan COVID-19 bisa sepenuhnya hilang, oleh karenanya kita harus memiliki kemampuan untuk bisa bertahan. Sehingga dibutuhkan kebijakan yang lebih responsif untuk mengatasinya. Perlu ada kebijakan yang baik dan cepat agar UMKM dapat bertahan di masa pandemi, bahkan pasca-pandemi.

Pandemi COVID-19 memang mengubah perilaku konsumen dan peta kompetisi bisnis para pelaku usaha. Pasalnya, terjadi shifting pola konsumsi barang dan jasa dari luring (offline) ke daring (online); trafik meningkat sekitar 15 persen -20 persen.

Advertising
Advertising

Dari sisi pelaku usaha, sebanyak 37 persen konsumen baru memanfaatkan ekonomi digital pascapandemi. Selain itu, 45 persen pelaku usaha juga aktif melakukan penjualan melalui e-commerce selama pandemi.

Peran Kledo Membantu UMKM Pasca-Pandemi

CEO Kledo, Ogi Sigit, melihat pemanfaatan platform digital diyakini bisa menguntungkan para pelaku UMKM karena dapat menghemat biaya operasional. Selain itu, UMKM sebaiknya juga berfokus dan memprioritaskan layanan pada kelompok pelanggan yang loyal.

“Pasca-pandemi merupakan momentum digitalisasi dan ini menjadi salah satu jalan keluar untuk menaikkan omzet agar usaha yang dibangun tetap dapat hidup dan berkembang. Pergerakan dan perubahan cara berbisnis yang semakin cepat ke arah digitalisasi ini memaksa pelaku bisnis untuk beradaptasi mengikuti perubahan tersebut. Mau tidak mau, suka tidak suka, perilaku bisnis akan berubah,” kata dia dalam keterangan resminya.

Perubahan perilaku konsumen akibat pandemi Covid-19 membuat pelaku usaha juga perlu beradaptasi untuk memastikan konsumen tetap berbelanja dengan aman, sekaligus tetap mendapatkan keuntungan yang optimal di tengah ketidakpastian saat ini.

Salah satu rekomendasi yang ditawarkan dalam banyak kajian adalah melalui digitalisasi UMKM. Bukan tanpa alasan, jika dilihat dari sektor bisnis tertentu saat ini, justru karena pandemi COVID-19, para pelaku e-commerce mengalami kenaikan bisnis yang signifikan.

Namun semua hal itu datang bukan tanpa hambatan. Tidak sedikit juga pelaku bisnis yang kesulitan beradaptasi dengan hal baru seperti itu, terlebih dengan mengintegrasikan proses kerja yang biasa mereka kerjakan sehari-hari.“Sekarang tinggal bagaimana dari sisi pelaku usaha. Tentunya pelaku usaha juga harus mempersiapkan diri menyambut era baru bisnis pasca-pandemi,” kata Ogi.

Menurutnya, digitalisasi yang sudah mulai menggeliat setahun belakangan ini jangan sampai ditinggalkan, justru harus lebih dioptimalkan penggunaannya.“Mendorong penjualan produk ataupun jasa yang sempat tersendat belakangan ini pasti memerlukan promosi yang gencar dan masif juga proses operasional yang lebih baik. Namun, karena kita masih berada dalam masa transisi akibat pandemi, porsi penggunaan teknologi lebih bisa diandalkan,” tuturnya.

Sebagai penyedia aplikasi akuntansi, salah satu kontribusi Kledo adalah mendukung pelaku UMKM di masa transisi saat ini adalah dengan menyediakan solusi untuk kemudahan proses pencatatan transaksi dari berbagai saluran penjualan, terutama bisnis yang menjual produk secara online atau melalui Marketplace.

“Di Kledo kita ada fitur integrasi pencatatan transaksi ke Marketplace di Indonesia, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, bahkan integrasi ke toko online yang berbasis Woocommerce. Tentunya ini merupakan solusi terbaik dalam melakukan manajemen stok dan pemantauan transaksi yang lebih mudah jika bisnis memiliki banyak saluran penjualan, terlebih jika sebelumnya bisnis hanya mengandalkan proses penjualan konvensional,” ujar Ogi.

Di akhir 2021, Kledo juga telah merilis aplikasi untuk perangkat Android dan bisa digunakan secara gratis melalui Playstore. Hal ini juga merupakan komitmen Kledo untuk memudahkan para pelaku bisnis dalam mempercepat digitalisasi bisnisnya.

Dikatakan Ogi, ke depannya Kledo akan terus berinovasi seiring dengan kebutuhan pasar, agar para pelaku UMKM bisa merasakan pengalaman kemudahan pengelolaan pembukuan dan operasional bisnis dengan bantuan teknologi dengan biaya operasional yang masih ramah di kantong. (*)

Berita terkait

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

54 menit lalu

Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

Passkey memungkinkan pengguna untuk melindungi akun pengguna WhatsApp agar lebih aman.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

12 jam lalu

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

1 hari lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

3 hari lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

5 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

5 hari lalu

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

Menkop UKM Teten Masduki mengevaluasi pernyataan pejabatnya tentang pembatasan jam operasinal warung atau toko klontong milik masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

5 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

5 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

5 hari lalu

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

Selain suntikan pinjaman terdapat upaya pembinaan, pendidikan, dan peningkatan usaha koperasi dari LPDB-KUMKM

Baca Selengkapnya

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

6 hari lalu

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan wisata Danau Toba sudah mulai menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS.

Baca Selengkapnya