Harga Kripto Ethereum Melemah Sore Ini, Terdampak Kebijakan Moneter AS
Reporter
Mutia Yuantisya
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 21 Januari 2022 17:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Kripto Ethereum di platform Litedex Protocol melemah tajam di harga US$2.895.07 atau turun 7.79 persen dengan volume transaksi senilai US$ 19,20 miliar dengan kapitalisasi pasar US$ 343,98 miliar pada perdagangan Jumat sore, 21 Januari 2022 pukul 15.00 WIB.
“Bitcoin, Etherium, dan Kripto berkapitalisasi pasar utama, serta lainnya jatuh dalam perdagangan hari ini,” kata Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Jumat, 21 Januari 2022.
Melansir data dari CoinMarketCap pukul 9:15 WIB, kesepuluh kripto berkapitalisasi pasar besar di atas US$ 20 miliar terpantau kembali ambles pada hari ini.
Kripto Bitcoin ambles 4,99 persen ke level harga US$ 39.836,22 per koin atau setara dengan Rp 571.251.395 per koin (asumsi kurs Rp 14.340 per US$).
Kripto Ethereum ambruk 6,7 persen ke level 2.914,47 per koin atau Rp 41.793.500 per koin dan Kripto Solana anjlok 9,18 persen ke US$ 123,29 per koin (Rp 1.767.979 per koin).
Sementara itu, untuk perdagangan besok, Sabtu, 22 Januari 2022, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Etherium kemungkinan dibuka fluktuatif. Namun, melemah di kisaran US$ 2.720.50 - US$ 2.990.50.
“Kembali jatuhnya pasar Kripto setelah penjual terus mendominasi pasar cryptocurrency. Pada awal tahun, pembeli melakukan satu upaya yang gagal untuk mendorong kurs ETH/USD naik ke area $3.500, tetapi momentumnya tidak bertahan lama,” katanya.
<!--more-->
Menurutnya, harga dengan cepat melanjutkan lintasannya ke bawah dan sekali lagi mendekati dukungan psikologis US$ 2.500.
Pelaku pasar terus menganalisis latar belakang berita yang seperti sebelumnya, mendukung penurunan lebih lanjut. Pedagang masih mempertimbangkan komentar yang dibuat oleh Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS Gary Gensler.
Secara khusus, Gensler menghindari pertanyaan apakah Ethereum harus dianggap sebagai keamanan dengan mengatakan bahwa komisi tersebut tidak memberikan nasihat hukum.
Dia juga menegaskan perlunya regulasi kripto yang lebih besar untuk melindungi investor.
Tekanan tambahan pada ETH datang dari regulasi kripto yang lebih ketat dan rezim lisensi di Singapura. Awal pekan ini, Otoritas Moneter Singapura (MAS) melarang iklan dan mempromosikan perdagangan kripto ke publik dan ATM kripto.
Faktor negatif lainnya untuk seluruh sektor cryptocurrency adalah prospek pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat.
<!--more-->
Pada pertemuan Desember, The Fed mempercepat pengurangan pembelian obligasi bulanan dan berniat mengakhirinya pada Maret.
Keputusan ini karena kekhawatiran regulator atas kenaikan inflasi yang mencapai tujuh persen pada Desember, tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Menurut perkiraan, kenaikan suku bunga utama pertama di AS diharapkan pada Maret.
“Jika ekspektasi ini menjadi kenyataan, dolar AS dan imbal hasil Treasury kemungkinan akan memiliki tahun yang sangat produktif. Dalam kondisi seperti itu, aset berisiko akan menghadapi tekanan akibat penurunan minat investor dan arus keluar dana terkait,” kata CEO Litedex Protocol Andrew Suhalim.
Menurutnya, aset kripto tidak terkecuali. Oleh karena itu, pihaknya merekomendasikan shorting ETH/USD dengan target US$2000.
“Tapi juga harus diingat bahwasanya semua ini harus dilakukan juga dengan analisa teknikal dan fundamental yang cermat,” kata Andrew Suhalim.
MUTIA YUANTISYA
BACA: Sekali Lagi Mata Uang Kripto, Berikut Beda Bitcoin dan Ethereum