Penyelesaian Mundur dari Target, Kereta Cepat jadi Dipamerkan di Pertemuan G20?
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 18 Januari 2022 19:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Kereta Cepat Indonesia China, Dwiyana Slamet Riyadi, memperkirakan progress pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung pada pertemuan G20 Oktober mendatang baru mencapai 93 persen dari target awal 95 persen.
"Kalau seperti ini kami usulkan untuk showcase di G20 meeting kita lakukan dynamic test dari Tegalluar ke Padalarang dengan kereta ukur dan dengan kecepatan tertentu," ujar Dwiyana kala mempresentasikan progress proyek tersebut kepada Presiden Joko Widodo, Senin, 17 Januari 2022.
Dwiyana mengatakan uji dinamis yang dimaksud adalah dengan melakukan perjalanan kereta api dari satu stasiun ke stasiun lain. Perjalanan itu sekaligus mencoba kondisi sarana prasarana saling mendukung. "Jadi integrasi sistem kita coba dengan kereta ukur," ujarnya.
Adapun kereta ukur secara fisik sama dengan yang akan dipakai melayani penumpang. Namun, kereta ukur didesain dalam satu rangkaian isinya mengenai alat-alat saja untuk mengukur persinyalan dan prasarana. "Itu kami akan lakukan secara terus menerus di bulan Desember."
Sebelumnya, Dwiyana mengatakan secara umum kendala yang dihadapi proyek sepur kilat itu adalah pembiayaan proyek, pandemi Covid-19, dan teknis konstruksi. Ia mengatakan kendala-kendala tersebut, khususnya perkara teknis, tak ayal menyebabkan penyelesaian proyek lebih lambat dari target.
"Jadi memang ada beberapa pergeseran dari target yang tadinya kita akan selesaikan pada bulan Desember, secara kalkulasi teknis di tim kami kemungkinan pada Desember baru 95 persen," ujar Dwiyana.
Untuk perkara pendanaan, Dwiyana mengatakan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia telah menyetor modal ke KCIC pada akhir 2021. Dengan demikian pembayaran ke kontraktor dapat dilakukan.
<!--more-->
Sementara itu, perkara pandemi Covid-19 juga bisa dimitigasi dengan adanya program vaksinasi untuk para pekerja sehingga pekerjaan bisa tetap berjalan.
Ihwal perkara teknis, ia mengatakan dari 13 tunnel yang direncanakan dibangun, baru 10 terowongan yang telah selesai. Adapun tiga tunnel belum selesai lantaran perkara clay shale atau tanah lempung, alias persoalan geologi.
"Saat ini tiga-tiganya solusinya sudah ada dan sedang dalam tahap penyelesaian," ujar Dwiyana. Dengan solusi yang ada, penggalian dapat dilakukan sedikitnya 1,2 meter per hari. Sehingga, pekerjaan terowongan ditargetkan rampung April 2022.
Adapun Presiden Joko Widodo menargetkan proyek kereta cepat Jakarta Bandung bisa beroperasi pada Juni 2023. Target ini disampaikan setelah ia meninjau progress pekerjaan Terowongan 2 proyek kereta kencang tersebut.
Hingga saat ini, kemajuan proyek sepur kilat baru mencapai 79,9 persen. "Kita harapkan di akhir 2022 ini sudah bisa diuji coba, kemudian pada Juni 2023 bisa kita operasionalkan," ujar Jokowi di lokasi proyek, Senin, 17 Januari 2022.
Jokowi berharap beroperasinya kereta cepat itu bisa menjadi solusi kemacetan di rute Jakarta Bandung, serta mempercepat mobilitas orang dan barang. "Kami berharap ini jadi daya saing yang baik bagi negara kita."
Baca: Biaya Pindahan Keluarga PNS hingga Asisten Rumah Tangga ke IKN Ditanggung Negara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.