Ketemu Menteri Ekonomi Jepang, Luhut Tawarkan Investasi Pembangkit Listrik
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 12 Januari 2022 07:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan peluang investasi kepada Jepang untuk membangun pembangkit listrik tenaga air di kawasan industrial hijau, Kalimantan Utara.
Tawaran itu disampaikan dalam pertemuannya dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Hagiuda Kochi.
“Desember tahun lalu, Presiden Jokowi telah meresmikan ground breaking green industrial park seluas 30 hektare,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Selasa, 11 Januari 2022.
Kawasan industri hijau, tutur Luhut, memiliki potensi untuk menghasilkan listrik hingga 11 ribu megawatt. Adapun selain investasi di sektor energi, Indonesia dan Jepang bersepakat memperluas kerja sama di bidang perikanan, lingkungan, dan industri petrokimia.
Luhut menjelaskan pembangunan di Indonesia, khususnya industri hilir, akan sesuai dengan arah investasi yang mengedepankan konsep keberlanjutan. Di sisi lain, industri didorong untuk mengurangi ketergantungan terhadap komoditas mentah guna meningkatkan nilai tambah.
Dia mencontohkan industri pengolahan nikel. Saat ini industri hilir nikel dikembangkan untuk pembuatan stainless steel yang merupakan komponen pembuatan baterai lithium. Baterai lithium adalah komponen utama pendukung energi mobil listrik.
<!--more-->
Luhut menyebut Indonesia memiliki stok jumbo bijih nikel dengan total kapasitas produksi hulu 12 juta ton per tahun. “Industri hilir telah mengubah struktur ekonomi Indonesia sehingga mengurangi ketergantungan terhadap komoditas mentah,” tutur Luhut.
Luhut mengusulkan kedua negara membuat skema diskusi teknis secara regular agar dapat membahas poin-poin kerja sama secara intensif. Adapun Menteri Koichi mengungkapkan keinginan negaranya untuk bekerja sama dengan Indonesia.
Dia membicarakan masalah pengembangan baterai untuk pembangkit tenaga surya. Dia berharap kedua negara dapat bekerja sama lebih erat pada masa mendatang.
BACA: Luhut: Puncak Gelombang Baru Omicron di RI Tak Setinggi Negara Lain