Kalbe Farma Usul HET Vaksin Booster Ikuti Kisaran Vaksin Gotong Royong
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 3 Januari 2022 16:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk. Bernadus Karmin mengusulkan harga eceran tertinggi atau HET untuk vaksin booster mengikuti rentang harga vaksin gotong royong yang berlaku saat ini.
“Ini menurut saya menjadi bagian dari yang akan diatur oleh pemerintah. Mungkin akan tetap di rentang harga dari vaksin-vaksin yang sudah dipakai sekarang ini,” kata Bernadus dalam pesan pendek, Ahad, 2 Januari 2021.
Adapun harga pembelian vaksin produksi Sinopharm dan tarif maksimal pelayanan untuk vaksinasi gotong royong sebelumnya diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/4643/2021. Aturan itu menyebutkan harga pembelian vaksin untuk satu dosis mencapai Rp 321.660 yang dibeli oleh badan hukum atau badan usaha dengan keuntungan 20 persen tanpa PPN.
Berikutnya, tarif maksimal pelayanan vaksinasi untuk satu dosis sebesar Rp 119.910 yang digunakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan milik masyarakat atau swasta dengan keuntungan 15 persen tanpa PPh. “Kalbe Farma akan berpartisipasi, yang sedang berjalan sekarang adalah menyelesaikan uji klinis Vaksin kalbe-Genexine sebagai vaksin booster,” tutur Bernadus.
Kalbe Farma memprediksi izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 hasil kerja sama dengan Genexine-19N (GX-19N) bakal keluar pada semester kedua 2022. Perseroan telah mengajukan permohonan protokol uji klinik untuk vaksin booster kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhir 2021.
<!--more-->
Perusahaan berharap permohonan protokol uji klinik untuk vaksin booster itu dapat disetujui pada awal tahun 2022. Kalbe Farma berencana mengimpor vaksin GX-19N pada semester kedua tahun depan.
Langkah itu diambil untuk mempercepat pengadaan vaksin booster dalam negeri seiring rencana pemerintah. Usai uji klinis rampung, perseroan sudah mengantongi komitmen impor 10 juta vaksin jadi hasil kerja sama dengan Genexine inc.
Selain itu, Kalbe Farma akan melakukan transfer teknologi dari Genexine sehingga dapat memproduksi vaksin ini sendiri. “Impor produk jadi sebaiknya sementara, harus disertakan dengan alih teknologi agar vaksinnya bisa diproduksi di Indonesia,” ujar Bernadus.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan program vaksinasi dosis ketiga atau booster akan dimulai pada Januari 2022. Dia mengatakan hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Hal tersebut disampaikan Airlangga saat bertemu dengan awak media secara hibrida di kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta, Kamis, 30 Desember 2021. Hingga kini, pemberian vaksin booster bagi masyarakat masih menunggu rekomendasi dari Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Airlangga mengatakan terdapat dua opsi metode pemberian vaksin booster yaitu secara homologous dan heterologous.
BISNIS
Baca: Eks Bos Bukalapak Rachmat Kaimuddin jadi Anak Buah Luhut, Pegang Jabatan Apa?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.