Harga Cabai Rawit Melambung, Pedagang Pasar: Rapor Merah Kemendag dan Kementan
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 27 Desember 2021 15:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia atau Ikappi menyayangkan lonjakan tinggi harga beberapa komoditas di akhir tahun ini. Ikappi menyebut menjelang perpindahan tahun 2021-2022, harga beberapa komoditas meroket dengan kenaikan yang tidak wajar dan baru pertama kali ini terjadi.
Tiga komoditas itu antara lain minyak goreng, cabai rawit merah dan telur. "Tiga catatan ini membuat kami memberikan rapor merah kepada Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, kami berharap agar kita bersama-sama menjaga agar harga pangan tidak tinggi dan masyarakat atau konsumen tidak kesulitan mendapatkan pangan," tutur Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan dalam keterangan tertulis, Senin, 27 Desember 2021.
Kenaikan harga tiga komoditas itu, menurut dia, cukup mengagetkan masyarakat, khususnya emak-emak. Fenomena itu juga dinilai membuat masyarakat kesulitan dalam menghadapi perpindahan tahun ini.
"Jujur kami tidak menduga bahwa kenaikan harga pangan yang relatif panjang dan tinggi ini terjadi di akhir tahun 2021," ujar Reynaldi.
Komoditas pertama yang harganya melonjak adalah minyak goreng. Reynaldi mengatakan harga komoditas ini mengalami kenaikan fantastis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penyebab kenaikan harga ini adalah harga minyak sawit mentah dunia yang tinggi.
"Maka harga minyak goreng curah dan kemasan cukup tinggi. Kami berharap pemerintah mengantisipasi dan melakukan upaya lanjutan sehingga tahun 2022 minyak goreng segera bisa turun harganya," kata Reynaldi.
<!--more-->
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga minyak goreng per 16 Desember 2021 mencapai Rp 18.150 per kilogram. Sementara itu, harga minyak goreng kemasan bermerk 1 mencapai Rp 20.050 per kilogram.
Komoditas kedua yang mengalami lompatan harga adalah cabai rawit merah. Menurut Reynaldi, kenaikan harga komoditas ini rutin terjadi di akhir tahun. Sedikitnya ada dua faktor yang membuat harga melambung, antara lain lantaran cuaca serta pasokan dan permintaan yang tidak berimbang.
Berdasarkan PIHPS, harga komoditas ini mencapai Rp 86.500 per kilogram. Sedangkan Ikappi pada pekan lalu mencatat harga cabai rawit merah menembus Rp 100 ribu per kilogram.
"Kami berharap ke depan ada grand design pangan, strategi pangan untuk cabai rawit merah agar wilayah-wilayah produksi cabai rawit merah bisa di perbanyak dan bisa di selesaikan persoalan ini sehingga tidak kunjung tinggi harganya setiap tahun, tahun lalu sudah terjadi mencapai 100ribu per kilo, hari ini terjadi kembali bahkan Rp 100 ribu lebih per kilogram," ujar Reynaldi.
Komoditas ketiga yang mengalami kenaikan harga adalah telur. Reynaldi menuturkan harga telur ayam biasanya hanya Rp 23.000-24.000 per kilogram. Namun, pada hari ini kpmpditas itu dibanderol di angka Rp 30.000 per kilogram.
"Ini adalah pencapaian yang menurut kami buruk dan kami berharap agar harga telur bisa di antisipasi dengan desain strategi telur dan ayam yang baik ke depan," ujar Reynaldi.
Baca: Lowongan Kerja di BUMN via Program Rekrutmen Bersama untuk Lulusan SMA hingga S2
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.