Cerita Pandu Riono Minta Luhut Tak Batasi Pergerakan Libur Natal dengan PPKM Level 3
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 23 Desember 2021 12:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, bercerita bahwa ia pernah meminta kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan agar pemerintah tidak membatasi pergerakan masyarakat pada libur Natal dan tahun baru dengan PPKM Level 3.
“Saya usulkan jangan dibatasi, jangan pakai PPKM Level 3. Saya bilang masyarakat boleh pergi liburan, asal sudah divaksin dua kali, asal statusnya negatif Covid-19,” ujar Pandu dalam dalam diskusi bersama Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) secara daring, Kamis, 23 Desember 2021.
Permintaan itu bukan tanpa alasan. Merujuk pada survei serologi DKI Jakarta, Pandu mengatakan pada Agustus 2021 lalu, kekebalan atau imunitas masyarakat sudah mencapai 70 persen dan kini bahkan diperkirakan telah 90 persen.
Kekebalan terbentuk karena lebih dari 40 persen masyarakat telah memperoleh vaksin dosis kedua. Di sisi lain, Pandu menilai mobilisasi masyarakat tak mungkin dibatasi karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang selalu bergerak.
Berkaca pada liburan-liburan panjang sebelumnya, seperti saat Idul Fitri dan tahun baru 2020, Pandu menyatakan pemerintah hanya perlu mengedukasi masyarakat untuk tidak berkerumun dan tetap menggunakan masker.
<!--more-->
“Tahun lalu kan (yang membuat kasus Covid-19 meningkat adalah) klaster keluarga, klaster ibadah, klaster merayakan tahu baru. Kalau itu dilakukan (dibatasi), enggak akan terjadi lonjakan. Memang menghadapi pandemi tidak terlalu sulit. tapi implementasinya seperti mendidik penduduk pakai masker itu saja yang susah,” ujar Pandu.
Ihwal munculnya varian Omicron di tengah libur Natal dan tahun baru, Pandu mengatakan mutasi virus Corona ini bukan bagian dari varian Delta yang tingkat fatalitasnya sangat tinggi. Berdasarkan penelitian di beberapa negara yang telah mengkonfirmasi kasus Omicron, tidak ada lonjakan kematian akibat infeksi kasus tersebut.
“Sedangkan kematian yang dilaporkan di Inggris itu adalah belum divaksinasi,” tutur Pandu.
Meski demikian, munculnya varian Omicron bukan berarti diabaikan. Pandu Riono mengatakan pemerintah harus tetap melakukan pencegahan dengan peningkatan jumlah vaksinasi. “Vaksin itu mencegah orang terinfeksi varian baru menjadi bergejala berat,” kata dia.
Baca: Digugat Rp 1 T, BRI Sebut Sudah Minta Nasabah Kembalikan Dana Salah Transfer
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.