Lo Kheng Hong Buka-bukaan Soal Saham Pilihannya di 2022: Bank, CPO, Batu Bara
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 16 Desember 2021 14:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Investor saham Lo Kheng Hong atau yang sering dijuluki sebagai Warren Buffett versi Indonesia buka-bukaan atas saham-saham yang dijagokannya pada tahun 2022.
Ia menyebutkan saham dari sektor perbankan konvensional, batu bara dan minyak sawit mentah atau CPO masih jadi pilihannya. Ia terang-terangan menyatakan tak berminat mengoleksi saham-saham perbankan digital.
Pasalnya, menurut Pak Lo, saham bank konvensional saat ini banyak yang menarik dengan nilai buku atau PBV (price to book value) di bawah 1 kali dan PER (price earning ratio) di bawah 10 kali. Kondisi saham bank konvensional itu juga berbeda dengan bank-bank digital dengan valuasi sangat mahal, aset kecil, dan mungkin beberapa di antaranya belum mencatat keuntungan.
“Saya sama sekali tidak tertarik di bank digital dan teknologi karena asetnya kecil dan valuasinya mahal sekali,” kata Lo Kheng Hong, Rabu, 16 Desember 2021.
Secara spesifik, Lo Kheng Hong mengaku sangat menyukai saham bank dengan aset besar seperti Bank Danamon, Bank CIMB Niaga, dan BNI. Saat ini saham-saham tersebut dinilai bervaluasi murah.
<!--more-->
Namun, meski tidak berminat memiliki saham bank digital, Pak Lo menyatakan tak tertutup kemungkinan suatu hari bank konvensional bakal bertransformasi menjadi bank digital. Hal itu bukan masalah, menurut dia, karena pada dasarnya bisnis bank adalah bidang usaha yang baik dan bertumbuh tiap tahunnya.
Tak hanya saham dari sektor perbankan konvensional, Lo Kheng Hong juga yakin dengan saham komoditas seperti batu bara dan CPO. Bahkan, khusus untuk saham batu bara saat tercatat banyak yang punya PER rendah di bawah 10 kali. Adapun saham CPO, menurut dia, belum terlalu naik seiring kenaikan harga komoditasnya.
Lebih jauh, Pak Lo yakin bahwa tahun pergerakan saham di tahun 2022 bakal lebih baik ketimbang tahun ini. Meski sebetulnya, menurut dia, tahun yang paling baik untuk berinvestasi adalah pada tahun 2020 yakni pada awal-awal pandemi Covid-19 melanda.
Lo Kheng Hong mengingatkan, bahwa prinsip waktu berinvestasi yang baik adalah invest in bad time and sell in good time. “Karena kalau kita invest in bad time, ketika tahun lalu IHSG di 3.900 tentu keuntungan kita saat ini sudah berlipat-lipat. Tapi tentu saja, kita semua mengharapkan tahun 2022 menjadi tahun yang lebih baik,” tuturnya.
Baca: Digugat ke Pengadilan, Yusuf Mansur: Saya Bukan Penipu, Insya Allah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.