Cuaca Ekstrem, Harga Cabai Merah di Ambon Capai Rp 150 Ribu per Kg

Reporter

Antara

Sabtu, 11 Desember 2021 14:14 WIB

Pedagang menata cabai rawit merah di kiosnya di Pasar PSPT Tebet, Jakarta, Senin, 1 Maret 2021. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa kenaikan harga cabai rawit terjadi di 65 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan kenaikan harga tertinggi di Pangkalpinang 39 persen dan Merauke 38 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga cabai merah di pasar tradisional Kota Ambon mengalami kenaikan cukup tinggi, yakni sekitar 36 persen sehingga kini mencapai Rp 150.000 per kilogram. Kenaikan itu dipicu oleh cuaca ekstrem di Provinsi Maluku yang mengakibatkan pemasokan dari sentra produksi berkurang.

"Harga cabai merah yang ditawarkan para pedagang di pasar Mardika, Batu Merah dan Pasar Lama kini berkisar Rp 145.000 hingga Rp 150.000 per kg atau naik dari Rp 110.000 sejak tiga hari yang lalu," kata pedagang cabai di Pasar Mardika, Rustam, Sabtu, 11 Desember 2021.

Ia menjelaskan penyebabnya karena pemasokan berkurang karena cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas cukup tinggi di Maluku. Menurut dia, harga cabai di tingkat petani saat ini sudah mencapai Rp 135.000 hingga Rp 140.000 per Kg sehingga pedagang terpaksa menaikan harga ke konsumen.

"Kami para pedagang sekarang ini memperhitungkan untung dan rugi," ujar Rustam.

Dia menjelaskan, sentra komoditi cabai seperti di Desa Taeno Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon terdampak cuaca ekstrem yang ikut mempengaruhi masa panen cabai. Sedangkan di tingkat agen pemasok cabai, harganya juga sudah mencapai Rp 135.000 hingga Rp 140.000 per Kg dengan alasan belum ada pemasokan dari Makassar dan Surabaya untuk mengisi permintaan di Kota Ambon.

Selain cabai merah, lanjutnya, cabai keriting panjang yang selama ini didatangkan dari Pulau Seram dan Makassar, bergerak naik dari Rp 60.000 menjadi Rp 100.000 per Kg.

Jubaida, yang juga pedagang, mengatakan naiknya harga cabai membuat konsumen mengurangi pembelian. Menurut dia, belakangan ini banyak konsumen yang memilih untuk membeli dalam jumlah kecil, dengan takaran kaleng kecil (cupa) yang harganya Rp 15.000.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku, Poli Jamlean, mengatakan kenaikan harga yang terjadi sekarang ini selain akibat faktor cuaca yang kurang bersahabat sehingga mempengaruhi masa panen. Selain itu, ada juga petani di sentra cabai seperti di Pulau Seram, Maluku, yang memilih menjual ke Papua dengan harga yang tinggi.

"Informasi yang kami dapat dari petugas di lapangan yakni banyak petani di Desa Kobisonta, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, yang menjual hasil panen mereka ke Papua dengan harga yang tinggi. Dengan demikian ikut mempengaruhi harga jual kepada para pedagang atau agen pemasok yang dari Kota Ambon," katanya.

Jadi kalau pedagang dari Ambon yang membeli dari para petani di Pulau Seram pasti mendapat harga yang tinggi, sebab mereka menyesuaikan dengan harga yang dijual kepada para pembeli dari Papua. "Karena mereka mencari keuntungan, mengakibatkan pemasokan ke Ambon sangat kurang dan mengakibatkan harga naik," ujar Poli.

Baca Juga: Harga Cabai di Lombok Meroket karena Cuaca Ekstrem dan Stok Menipis

Berita terkait

BMKG: 14 Daerah Berstatus Waspada Dampak Cuaca Ekstrem Akibat Bibit Siklon Tropis

2 hari lalu

BMKG: 14 Daerah Berstatus Waspada Dampak Cuaca Ekstrem Akibat Bibit Siklon Tropis

BMKG menyebut 14 daerah berstatus waspada dampak cuaca ekstrem sebagai akibat dari intervensi bibit siklon tropis.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

5 hari lalu

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

BMKG memperkirakan musim kemarau 2024 berlangsung pada Mei hingga Agustus.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

9 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

18 hari lalu

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.

Baca Selengkapnya

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

18 hari lalu

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.

Baca Selengkapnya

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

18 hari lalu

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.

Baca Selengkapnya

Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

20 hari lalu

Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

BMKG mendeteksi faktor-faktor atmosfer pemicu kenaikan curah hujan di berbagai wilayah. Masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

21 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

23 hari lalu

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?

Baca Selengkapnya

Hujan Badai Merusak Atap Lantai 4 RS Bunda Margonda Depok, Sejumlah Pasien Harus Dievakuasi

25 hari lalu

Hujan Badai Merusak Atap Lantai 4 RS Bunda Margonda Depok, Sejumlah Pasien Harus Dievakuasi

Hujan badai pada Rabu petang merusak atap dan plafon lantai 4 RS Bunda Margonda Depok. Tidak ada korban luka ataupun jiwa dalam peristiwa ini.

Baca Selengkapnya