Rugi Turun 19 Persen di Kuartal III, Bukalapak Kempit Kas Rp 23,6 Triliun
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 1 Desember 2021 20:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – PT Bukalapak.com Tbk masih membukukan kerugian bersih Rp 1,1 triliun pada kuartal III 2021. Namun kerugian itu menyusut ketimbang periode yang sama pada 2020.
“Pada kuartal III, perseroan berhasil mengurangi kerugian bersihnya sebesar 19 persen menjadi Rp 1,1 triliun dari Rp 1,4 triliun pada kuartal III 2020,” berikut bunyi laporan keuangan emiten berkode BUKA itu pada Rabu, 1 Desember 2021.
Sementara itu dari sisi permodalan, perusahaan mengklaim masih memiliki modal yang kuat. Kas perseroan sampai akhir September sebesar Rp 23,6 triliun pada akhir 2021.
Meski masih rugi, Bukalapak mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Pendapatan emiten sepanjang sembilan bulan pada 2021 tercatat Rp 1,3 triliun atau tumbuh 42 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan itu terakselerasi oleh peningkatan pendapatan per kuartal. Pada kuartal II, pendapatan perusahaan teknologi itu naik 37 persen. Sedangkan pada kuartal II, Bukalapak mencatatkan pertumbuhan 58 persen atau Rp 484 miliar. Kuartal II ini menyumbang perkembangan pendapatan sebesar 10 persen secara kuartal per kuartal.
Bukalapak juga memiliki processing value (TPV) selama kuartal ketiga yang tumbuh 45 persen atau Rp 31,2 triliun dan pada sembilan pertama 2021 tumbuh 51 persen atau Rp 87,9 triliun. Pertumbuhan TPV perseroan didukung oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 25 persen dan kenaikan average transaction value (ATV) 21 persen.
“Sebanyak 73 persen TPV perseroan berasal dari luar daerah tier 1 di Indonesia. Penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat,” tulis perusahaan.
<!--more-->
Selain itu, mitra Bukalapak merupakan penggerak utama pertumbuhan perusahaan. TPV mitra pada kuartal III tumbuh 129 persen atau Rp 16,0 triliun dan pada sembilan bulan pertama tumbuh 179 persen menjadi Rp 40 triliun.
Kontribusi Mitra terhadap TPV perseroan meningkat dari 33 persen menjadi 51 persen pada kuartal III. Sedangkan ATV mitra selama sembilan bulan tumbuh sebesar 63 persen. Hal ini didukung oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para mitra.
Pada akhir September 2021, jumlah mitra yang telah terdaftar mencapai 10,4 juta, meningkat dari 6,9 juta pada akhir Desember 2020. Adapun dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020, pendapatan mitra Bukalapak pada kuartal III tumbuh sebesar 258 persen menjadi Rp 206 miliar, meningkat 42 prsen ketimbang kuartal II.
Secara kumulatif sampai September, pendapatan mitra sebesar 298 persen atau Rp 496 miliar. Kontribusi mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan meningkat dari 19 persen pada kuartal III 2020 menjadi 43 persen pada periode yang sama 2021.
Perseroan juga menekan rasio beban operasional terhadap TPV. Rasio beban operasional terhadap TPV mulai Januari hingga September 2021 pun turun menjadi 2,7 persen dari semula 3,9 persen pada tahun lalu. Namun demikian, perusahaan tak bisa menampik bahwa beban operasional naik. Pada kuartal III, beban operasional naik 27 persen karena pelbagai inisiatif baru yang diluncurkan oleh Bukalapak.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Kata Komisaris Bukalapak Soal RI Kekurangan 600 Ribu SDM Ekonomi Digital Setahun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.