Rupiah Melemah Tipis, Pasar Terpengaruh Inflasi November 0,37 Persen

Rabu, 1 Desember 2021 15:57 WIB

Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melemah tipis pada penutupan perdagangan Rabu, 1 Desember 2021. Mata uang garuda turun 12 poin dari sebelumnya Rp 14.332 menjadi Rp 14.348.

“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 14.330-14.380,” ujar Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Rabu.

Pergerakan nilai tukar rupiah dipegaruhi pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai indeks harga konsumen yang mengalami kenaikan atau inflasi 0,37 persen pada November 2021. Inflasi ini merupakan yang tertinggi sepanjang 2021, baik secara bulanan dan tahunan.

Inflasi terjadi lantaran kenaikan harga di beberapa komoditas, seperti cabai merah, minyak goreng, dan daging ayam ras. Kemudian, kelompok lainnya yang menyumbang inflasi adalah transportasi yang mencapai 0,06 persen.

Selain itu, pergerakan nilai tukar turut terkena sentimen data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur di Indonesia masih berada di fase ekspansif selama tiga bulan berturut-turut. Sektor manufaktur melanjutkan pemulihan seiring penurunan kasus Covid-19, terutama varian Delta. PMI Manufaktur Indonesia berada di level 53,9 pada November 2021, jauh lebih rendah dibandingkan yang tercatat di bulan Oktober 2021 yakni 57,2.

Advertising
Advertising

Kendati melemah, PMI Indonesia pada November masih memperpanjang tren level di atas 50 atau zona ekspansif selama tiga bulan terakhir. Tahap ekspansif sektor manufaktur ditandai oleh angka PMI yang berada di atas 50.

Dari sisi eksternal, pergerakan nilai tukar dipengaruhi oleh pengumuman Ketua Federal Reserve Amerika Serikat Jerome Powell. Pelaku pasar mencerna tanda-tanda dari Powell bahwa bank sentral akan membahas penyelesaian pengurangan aset lebih cepat dari yang direncanakan.

Powell mengatakan The Fed akan membahas apakah negara akan mengakhiri pengurangan aset dalam beberapa bulan lebih awal dari dari yang sudah dijadwalkan. Pergerakan nilai tukar turut dipengaruhi munculnya varian virus Omicron.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sebelumnya sudah memperingatkan agar negara-negara tidak memberlakukan larangan perjalanan menyeluruh. Sebab penelitian kemanjuran vaksin terhadap varian baru itu terus berlanjut.

Walaupun WHO mengkategorikan varian Omicrona sebagai Variant of Concern (VoC), bos Moderna, Stephane Bancel, mengatakan bahwa Omicron lebih kebal terhadap vaksin Covid-19 yang beredar saat ini.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

BACA: Kurs Rupiah Melemah ke 14.265 per Dolar AS, Apa Pemicunya?

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

10 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

12 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

13 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

15 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

18 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

19 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya