Cerita Warung Kopi dan Nasi yang Omzetnya Naik karena World Superbike Mandalika
Reporter
Antara
Editor
Kodrat Setiawan
Sabtu, 20 November 2021 04:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, membawa berkah bagi warga lokal yang berjualan kopi dan nasi.
Kedatangan para penonton maupun kru dan pembalap pada ajang itu dimanfaatkan menjadi ladang rezeki bagi mereka maupun pedagang kaki lima di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Baca juga: Panitia Kelabakan Setelah Insiden Unboxing Sepeda Motor Peserta World Superbike
"Kami sangat senang dan menyambut baik Sirkuit Mandalika ini," kata Mariani, pemilik warung kopi di Dusun Rangkep, Desa Kuta, Kecamatan Pujut atau depan pintu masuk Sirkuit Mandalika di Praya, Lombok Tengah, Jumat, 19 November 2021.
Mariani mengatakan balapan motor Sirkuit Mandalika ini telah mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Peluang Pembalap Galang Hendra Pratama di Sirkuit Mandalika
Sejak ada kegiatan pembangunan di Sirkuit Mandalika ini tahun 2020 omzet penjualannya terus mengalami peningkatan, terlebih dengan adanya ajang WSBK ini meningkat drastis.
"Tentu ini rezeki dan peluang bagi kami untuk berusaha, meskipun hanya menjual kopi dan makanan ringan," katanya.
<!--more-->
Sebelum ada Sirkuit ini pendapatan warungnya dalam sehari itu Rp 150 ribu. Namun sejak mulai ramai atau WSBK ini digelar pendapatannya bisa mencapai lebih dari Rp 1 juta.
"Sehari saat ini dapat berjualan Rp 1 juta, kadang Rp 500 ribu sebelum ada kegiatan. Itu semua dari penjualan kopi, soto dan gorengan dan makanan ringan lain," kata dia.
"Harga tentunya sesuai, yang penting ada untungnya. Kopi Rp 7 ribu dan soto Rp 15 ribu," katanya.
Hal yang sama dikatakan oleh Fitri, pemilik warung nasi di area luar Sirkuit Mandalika. Omzet penjualan warung nasi milik Fitri mulai meningkat sejak ada pembangunan Sirkuit Mandalika dan sejak beberapa pekan terakhir sejak digelar IATC dan WSBK ini.
"Allhamdulilah karena ramai, banyak yang beli," katanya.
Ia mengatakan, omzet penjualannya pada hari biasa sebelum ada ajang balapan ini Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu. Kemudian setelah mulai ada balapan omzetnya semakin naik, bahkan per hari bisa mendapatkan Rp 1,5, juta. "Harga nasi campur Rp 15 ribu-Rp 20 ribu," katanya.
Olah karena itu, ia berharap pemerintah terus melaksanakan berbagai kegiatan di KEK Mandalika khusus Sikuit Mandalika, supaya ekonomi masyarakat bisa meningkat. "Harapan kami banyak kegiatan yang digelar, supaya ramai," katanya.
Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri mengatakan, World Superbike di Sirkuit Mandalika itu akan membawa dampak bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pascapandemi Covid-19. "Ini akan menjadi awal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan kemajuan pembangunan di Lombok Tengah khususnya serta kebangkitan pariwisata NTB," katanya.
ANTARA
Baca juga: Wika Gedung Rampungkan Pit Building Sirkuit Mandalika dalam 21 Hari, Tercepat