Luhut Cek Pelabuhan Patimban Sebelum Diserahkan ke PPI-Jepang
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 19 November 2021 07:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau Pelabuhan Patimban pada Kamis, 18 November 2021. Peninjauan ini dilakukan untuk memastikan kesiapan pelabuhan menjelang peralihan operator.
"Presiden Jokowi meminta agar Pelabuhan Patimban juga mendukung ekspor produk selain otomotif, seperti menggerakkan ekonomi UMKM, sektor pertanian, industri kreatif, serta produk lainnya sehingga mampu bersaing di pasar global. Oleh karena itu pelabuhan Patimban ini sangat perlu kita dorong progresnya" katanya dalam keterangan tertulis, Kamis malam, 18 November.
Pelabuhan Patimban sebelumnya dikelola PT Pelindo III (Persero) melalui penugasan oleh Kementerian Perhubungan. Namun mulai Desember, pengelolaannya akan diserahkan kepada PT Pelabuhan Patimban Indonesia (PPI) dan Toyota Tsusho Corporation.
Adapun Luhut menyebut operasional pelabuhan perlu dievaluasi setelag hampir satu tahun beroperasi. Evaluasi termasuk untuk mengetahui kemajuan pembangunan, seperti penyelesaian akses jalan, kondisi operasional pelabuhan, serta ketersediaan sarana dan prasarana pendukung.
"Di sini saya ingin mendengar progresnya secara langsung bagaimana penyelesaian akses jalan menuju pelabuhan, termasuk konektivitas jalur pantura dan akses jalan tol, kondisi operasional pelabuhan dan besaran muatan, juga ketersediaan sarana prasarana pendukung seperti air, Listrik, Bahan Bakar Minyak (BBM), dan telekomunikasi," kata Luhut.
Selain melihat akses dan operasional pelabuhan, Luhut melihat ketercapaian tujuan pembangunannya. Pelabuhan itu dibangun untuk mengurangi biaya logistik, mengurangi tingkat kemacetan lalu-lintas di Jakarta dengan pembagian arus kendaraan, juga meningkatkan keselamatan pelayaran termasuk eksplorasi gas.
Luhut mengimbuhkan, Pelabuhan Patimban bakal berperan sebagai stimulator pengembangan wilayah di daerah Subang serta memangkas waktu tempuh distribusi dari kawasan industri ke pelabuhan.
<!--more-->
Nantinya, pelabuhan digadang-gadang menjadi cikal bakal Kawasan Regional Metropolitan Rebana yang dapat menciptakan 4,39 juta peluang pekerjaan pada 2030 dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi sampai 7,16 persen untuk provinsi Jawa Barat.
Pembangunan Pelabuhan Patimban paket pertama telah rampung 100 persen. Paket ini terdiri atas pembangunan terminal peti kemas seluas 35 hektare dengan kapasitas 250 ribu TEUs, terminal kendaraan 25Ha berkapasitas 218 ribu CBU, area reklamasi 60 hektare, dan area kolam sepanjang 10 meter.
Selanjutnya pembangunan diteruskan paket kedua yang meliputi pengerjaan breakwater, seawall, dan pengerukan alur pelayaran. Saat ini perkembangan penyelesaiannya diklaim telah mencapai 99,66 persen.
Sementara itu, untuk pengerjaan jembatan penghubung yang masuk dalam paket tiga mencapai 82,41 persen. Ditargetkan pengerjaan paket akan selesai pada akhir 2021.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pelabuhan Patimban perlu didukung konektivitas yang baik untuk menunjang pengembangan industri. Dia berharap pelabuhan ini bisa bersaing dengan Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak.
"Saya minta kepada Kementerian Perhubungan sebanyak-banyaknya melakukan konektivitas karena di situlah lahir kemudahan kenaikan ekonomi," ujar Ridwan Kamil.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Luhut Cerita Perjalanan Pfizer dan Merck Sampai Akhirnya Mau Investasi di RI