Dolar AS Cetak Rekor, Rupiah Kian Melemah hingga Ditutup Rp 14.245

Rabu, 17 November 2021 16:04 WIB

Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Penguatan rupiah terjadi bersamaan dengan tren apresiasi mata uang Asia terhadap dolar AS. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar kembali melemah pada perdagangan Rabu sore ini, 17 November 2021. Rupiah ditutup melemah 25 poin di level Rp 14.245 per dolar Amerika Serikat atau AS, dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.220.

Sebelumnya pada perdagangan Selasa kemarin, rupiah ditutup melemah 18 poin. Dari sebelumnya Rp 14.202 menjadi Rp 14.220. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi tren pelemahan ini akan terus berlanjut.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 14.230 sampai Rp 14.280," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu.

Ibrahim menyebut ada dua faktor yang menyebabkan rupiah melemah. Dari sisi eksternal, salah satunya yang berkontribusi yaitu dolar AS yang mencapai rekor nilai tertinggi sejak Maret 2017 terhadap yen.

Dolar diperdagangkan mendekati puncak 16 bulan dibandingkan dengan beberapa mata uang utama pada hari ini. "Karena serangkaian data ekonomi yang kuat mendorong taruhan untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve sebelumnya," kata Ibrahim.

Laporan Reuters juga mencatat bahwa indeks dolar, yang membandingkan dolar terhadap enam mata uang utama termasuk yen, diperdagangkan di level 95.871. "Level ini belum pernah terjadi sejak Juli tahun lalu," demikian tulis laporan tersebut.

Selain itu, Ibrahim menyebut beberapa faktor eksternal lainnya yaitu tingkat pengangguran di Inggris yang turun 4,3 persen pada September. Lalu, ada juga Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde yang menyebut pengetatan kebijakan moneter saat ini di beberapa negara untuk mengendalikan inflasi dapat menghambat pemulihan zona euro.

Selanjutnya, Ibrahim menyebut beberapa faktor internal yaitu seperti rasio defisit APBN yang menurun hingga 3,29 persen terhadap PDB Oktober 2021. Angka ini pun lebih rendah dibandingkan defisit Oktober 2020 yang sebesar 4,67 persen terhadap PDB

Meski demikian, Ibrahim menyebut defisit yang menurun ini tetap bisa menciptakan efek berganda maupun counter cyclical terhadap pemulihan ekonomi nasional. Adapun pelebaran defisit APBN di atas 3 persen pada tahun 2020 merupakan yang pertama kali dalam sejarah dan suatu mekanisme counter cyclical.

Baca: UMP Hanya Naik 1,09 Persen, Ekonom: Daya Beli Pekerja Rentan Tergerus Inflasi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Berita terkait

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

1 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

2 hari lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

2 hari lalu

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

Bappenas menyatakan tidak ada pihak swasta yang akan ikut mensponsori program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai jadi Sorotan, CITA Sarankan Sejumlah Langkah Perbaikan

2 hari lalu

Bea Cukai jadi Sorotan, CITA Sarankan Sejumlah Langkah Perbaikan

Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) menyoroti kritik publik terhadap Ditjen Bea Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

2 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

3 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

3 hari lalu

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

Pembahasan besaran Uang Kuliah Tunggal disingkat UKT kerap menjadi persoalan yang kerap diprotes mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

3 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

4 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya