Berita Terpopuler: Kader NU Beli Pesawat N219, Saham 12 Emiten Akan Delisting
Reporter
Tempo.co
Editor
Martha Warta Silaban
Senin, 15 November 2021 06:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Minggu 14 November 2021 dimulai dengan kader Nahdlatul Ulama atau NU membeli lima pesawat N219 yang dibuat PT Dirgantara Indonesia.
Kemudian pengamat ekonomi dan pertambangan dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi memandang kebakaran beruntun tangki di kilang minyak milik PT Pertamina (Persero) dilakukan sengaja untuk meningkatkan kuota impor minyak.
Selain itu berita Otoritas Bursa Efek Indonesia atau BEI mengharapkan 12 perusahaan yang sahamnya disuspensi selama 24 bulan, memperbaiki kinerjanya. Berikut adalah ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Alasan Kader NU Beli 5 Pesawat N219 Buatan PT Dirgantara Indonesia
Kader Nahdlatul Ulama melakukan nota kesepahaman pembelian lima pesawat N219 yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia.
"Pembelian pesawat N219 oleh kader PKPNU akan menandai kebangkitan industri pesawat terbang nasional," kata Koordinator Nasional PKPNU, H Munim DZ yang dikutip dari situs NU pada Minggu, 14 November 2021.
Dia sangat mengapresiasi hadirnya pesawat N219. Menurutnya, pesawat tersebut dikerjakan seratus persen oleh anak bangsa sendiri dengan komponen yang diproduksi di dalam negeri.
Instruktur Nasional PKPNU, Kiai Adnan Anwar mengatakan pembelian pesawat NU219 akan memperkuat sinergi antarkader NU dan memperluas jejaring NU untuk konsolidasi nasional menuju satu abad Nahdhatul Ulama 2026 dan sekaligus menginspirasi kebangkitan Indonesia 2045.
Adapun Manajer Program pesawat N219, Palmana Banandhi mengungkapkan bahwa pesawat ini merupakan hasil karya anak bangsa yang dipasarkan untuk pasar nasional dan global dengan harga per unit USD 6,8 juta atau setara Rp 80 miliar.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
2. Pengamat Sebut Kebakaran Beruntun Kilang Pertamina Disengaja, karena...
Pengamat ekonomi dan pertambangan dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi memandang kebakaran beruntun tangki di kilang minyak milik PT Pertamina (Persero) dilakukan sengaja untuk meningkatkan kuota impor minyak.
"Kebakaran beruntun Kilang Cilacap semakin menguatkan indikasi ada unsur kesengajaan dari pihak tertentu untuk tujuan peningkatan volume impor pasca kebakaran yang menjadi lahan pemburuan rente," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, 14 November 2021.
Fahmy menilai kebakaran yang terjadi dalam beberapa kali mengindikasikan bahwa Pertamina abai terhadap pengamanan kilang. Menurutnya, kebakaran itu tidak hanya meludeskan tangki penyimpanan minyak, tetapi juga mengancam keselamatan warga di sekitar area kilang.
"Mestinya sistem pengamanan kilang Pertamina sudah sesuai dengan standar internasional. Namun, tetap saja terjadi kebakaran untuk kesekian kalinya," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa insiden kebakaran itu akan memperbesar biaya impor bahan bakar minyak nasional.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
3. 12 Saham Terancam Dicoret dari BEI, Apa Beda Delisting Sukarela dan Paksa?
Otoritas Bursa Efek Indonesia atau BEI mengharapkan 12 perusahaan yang sahamnya disuspensi selama 24 bulan, memperbaiki kinerjanya. Jika tidak, saham 12 emiten itu akan delisting dari BEI.
Delisting saham, dilansir dari laman IDX Channel, Selasa, 28 September 2021, adalah penghapusan suatu emiten atau perusahaan di pasar modal secara resmi. Delisting bisa bersifat sukarela (voluntary delisting) maupun dipaksa (forced delisting).
Dalam buku "Dasar Investasi Saham" karya Alief K, 2020, dijelaskan bahwa delisting sukarela dilakukan emiten bila ingin go private. Keputusan ini diambil melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Perusahaan yang melakukan delisting sukarela wajib membeli kembali (buy back) seluruh sahamnya yang sudah dibeli investor.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca Juga: PBNU Ingin Pesawat N219, PTDI akan Lakukan Pembicaraan Lanjutan