Pidato di Glasglow, Luhut Sampaikan Komitmen RI Capai Nol Polusi Plastik
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 3 November 2021 10:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pidato dalam agenda COP-26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia. Luhut menyinggung masalah krisis polusi plastik yang membayangi Indonesia.
Menurut Luhut, Indonesia tengah berupaya untuk mencapai nol polusi plastik. “Kami tidak akan membiarkan krisis yang membayangi ini berlanjut. Sebaliknya, kami mengambil tindakan tegas dan berani di setiap tingkat dan lintas sektor di Indonesia untuk melakukan transformasi yang diperlukan untuk mencapai polusi plastik yang mendekati nol di Indonesia,” ujar Luhut seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 November 2021.
Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden tentang Penanganan Sampah Plastik Laut. Luhut mengklaim peraturan ini menjadi salah satu bentuk perjuangan melawan polusi plastik. Terbitnya beleid itu juga disertai dengan rencana aksi penanganan sampah plastik laut 2018-2025.
Luhut menerangkan Indonesia sudah mulai mengintegrasikan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir. Negara juga mendorong ekonomi sirkular yang menempatkan peran masyarakat, pengusaha kecil, dan sektor informal sebagai aktor utama dalam masalah penanganan sampah.
“Melalui pendekatan ini, pandangan terhadap pengelolaan sampah telah bergeser menjadi sumber perekonomian masyarakat yang sekaligus dapat meningkatkan kualitas lingkungan,” ujar Luhut.
Adapun dalam pidatonya, Luhut mengatakan sungai yang tercemar menjadi salah satu penyebab utama polusi sampah di laut. Karena itu selain regulasi yang telah dibuat, perlu solusi penanganan yang terintegrasi, baik dalam penanganan sungai maupun laut.
<!--more-->
Luhut mengatakan Indonesia bersama Jerman telah meluncurkan Green Infrastructure Initiative untuk mempercepat proyek infrastruktur yang relevan dan ramah terhadap lingkungan serta mendukung integrasi penanganan sampah.
Di sisi lain, Luhut menyatakan intervensi teknologi melalui perputaran ekonomi pun diperlukan untuk mengurangi masalah sampah plastik.
Dia menerangkan negara sedang meningkatkan manfaat sampah menjadi energi sumber daya baru dengan teknologi terkini. Salah satunya dengan pembangunan pembangkit listrik berbahan baku sampah.
“Pembangkit yang pertama telah diluncurkan di Surabaya tahun ini dengan kapasitas untuk mengkonversi 1.000 ton sampah domestik per hari menjadi listrik 10 Megawatt,” ujar Luhut.
Kemudian, pengolahan sampah menjadi sumber daya atau RDF Plant juga telah mulai beroperasi di Cilacap pada 2020. Penggunaan RDF pellet, fluff, atau bricket nantinya akan menggantikan penggunaan batu bara.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Luhut: Joe Biden Puji Jokowi Sebagai Pemimpin yang Berpengaruh