CEO Lemooin Bangkit dari Kegagalan Berkat Curhat Peternak

Senin, 1 November 2021 16:34 WIB

INFO BISNIS — Berawal dari keresahannya terhadap peternak yang sering menjual rugi sapinya, Heri Purnomo, pria kelahiran Tuban, 26 Mei 1992, memutuskan untuk mendirikan startup bernama Lemooin. Keberadaan Lemooin tak hanya membantu optimalisasi potensi daerah, tetapi juga membuat produk peternakan terserap dengan baik.

“Bagi saya, Lemooin bukan hanya sekadar bisnis, tetapi bentuk kepedulian saya pada tanah kelahiran, Tuban. Saya melihat potensi bisnis yang cukup besar di sini, terlebih lahan yang tersedia mendukung keinginan saya. Itulah yang menjadi landasan utama saya mendirikan sentra penggemukkan sapi dan Rumah Potong Hewan halal,” ujar Heri.

Optimisme dan kepiawaian Heri dalam mencari peluang patut diacungi jempol. Apalagi dengan didirikannya Lemooin, ia dapat membuka lapangan pekerjaan dan memberdayakan banyak perempuan di sekitar sentra produksi Lemooin. Ia juga menjadikan peternak lokal sebagai mitra dan mengedukasi mereka tentang optimasi hewan ternak.

“Saya pikir, sebagai seseorang yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi, saya merasa perlu berbagi informasi kepada peternak lokal tentang cara mengelola ternak yang baik agar dapat menghasilkan sapi-sapi berkualitas tanpa mengeluarkan banyak biaya. Hasil survei yang saya lakukan menunjukkan bahwa masih banyak peternak yang belum teredukasi sempurna tentang cara beternak yang baik dan optimum,” tuturnya.

Heri miris mendengar fakta itu. Apalagi selama ini peternak sering jual rugi ke pedagang lokal dan demand mereka tak pasti. Secara tidak langung ini berimbas pada pendapatan mereka.

Advertising
Advertising

“Salah satu yang membulatkan tekad saya untuk mendirikan Lemooin adalah kondisi peternak di sekitar tempat tinggal. Saya ingin keberadaan saya bermanfaat bagi sesama. Goals besarnya tentu membantu pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan nasional dan memutar perekonomian di daerah,” kata Heri.

Heri memahami betul apa yang ia inginkan dan dampak didirikannya Lemooin di tengah masyarakat konvensional dan belum teredukasi sempurna dengan peternakan modern.

“Lemooin tak sekadar perusahaan dan pioneer daging sapi sehat, tetapi wadah untuk memberdayakan warga sekitar. Saya jamin, program yang ada di Lemooin pro peternak,” ujarnya.

Tak dimungkiri, semua yang diraihnya saat ini bentu dari kegigihannya. Ketika mengawali bisnis, Heri mengalami banyak tantangan dan jatuh bangun. “Sebelum Lemooin, saya mencoba berbisnis di bidang food and beverage dan furnitur. Namun, karena manajemen yang kurang baik, terbatasnya pasar, dan akses, kedua bisnis tersebut terpaksa saya tutup,” jelasnya.

Gagal membangun bisnis dan mengalami kerugian yang jumlahnya cukup besar, tak menyurutkan langkahnya untuk menjadi pengusaha. “Jujur, sempat vakum setahun. Di titik itu, rasanya ingin menyerah dan berhenti berbisnis saja. Namun, niat tersebut saya urungkan karena orang-orang di sekitar saya berhasil memotivasi saya untuk bangkit dari kegagalan. Alhamdulillah, tahun 2017 menjadi titik balik saya. Di tahun tersebut, saya mencoba peruntungan lagi dengan membangun Lemooin, tentunya dengan konsep yang jauh lebih matang dari sebelumnya,” ujarnya.

Berkat kerja kerasnya, pada tahun 2019 ia resmi mendirikan CV sebagai langkah awal legalitas usaha untuk menjaring network yang lebih luas. “CV adalah bentuk komitmen saya dalam berbisnis dan menjadi pengusaha, bukan sekadar legalitas semata,” kata Heri.

Ia juga melakukan beragam sertifikasi untuk Lemooin dan melakukan diversifikasi produk ke produk daging olahan, Marinated Steak dan Dendeng Sapi, sebagai bentuk percepatan pengembangan usaha.

“Selama pandemi COVID-19 penjualan kami mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan semakin banyak konsumen yang sadar pentingnya makanan sehat dan higienis. Sejak awal berdiri, Lemooin commited dengan hal itu. Kami ingin dikenal sebagai pioneer daging lokal sehat, higienis, dan berkualitas. Kami pun siap go-national dan international dengan produk-produk kami, salah satunya Dendeng Sapi kemasan yang sudah bersertifikat HACCP. Produk-produk kami bisa didapatkan di reseller Lemooin terdekat, e-commerce, dan Instagram Lemooin,” tuturnya.

Sosok Heri Purnomo benar-benar dapat menginspirasi semua orang, khususnya bagi milenial yang ingin memulai usaha. Juara Astra Startup Challenge 2021 dan Wirausaha Muda Mandiri 2020 ini telah membuktikan bahwa keuletan dan kerja keras dapat mengantarkan kepada kesuksesan. Kini, ia tinggal menuai kerja kerasnya.

Melihat perjalanan Heri Purnomo dalam membangun Lemooin menjadi bukti bahwa semua hal butuh proses, termasuk sukses membangun bisnis dan menjadi pengusaha di usia muda.

“Tidak mudah, bukan berarti tidak bisa dilakukan. Pesan saya bagi teman-teman yang ingin berkarir sebagai pengusaha atau merintis usaha hanya satu yaitu jangan mudah menyerah. Saya tidak menafikkan kalau di sepanjang perjalanan mungkin akan menemukan kerikil-kerikil yang membuat kita berpikir ulang dan mempertanyakan langkah yang telah kita buat. Namun percayalah, bersama kesulitan itu ada kemudahan atau sering kita sebut jalan. Jangan sampai kerikil-kerikil tersebut menjadi alasan kita berhenti mencoba dan berjalan,” kata Heri. (*)

Berita terkait

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

5 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

5 hari lalu

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

10 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

10 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya

75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

35 hari lalu

75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

Sebanyak 75 startup bidang pangan, industri kreatif, Informasi dan Teknologi, obat kesehatan dan pertanian mengikuti seleksi program IPB University.

Baca Selengkapnya

KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

37 hari lalu

KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menegaskan komitmennya untuk mengembangkan startup di empat sektor unggulan, yakni agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi.

Baca Selengkapnya

CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

42 hari lalu

CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

GoTo Impact Foundation meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem atau CCE 3.0 dengan tema Lokal Berdaya.

Baca Selengkapnya

Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

45 hari lalu

Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

Aspire bekerjasama dengan Mastercard tawarkan solusi kartu korporat untuk memudahkan UMKM

Baca Selengkapnya

Astra Buka Pendaftaran Astranauts 2024: Syarat, Topik, dan Hadiah

49 hari lalu

Astra Buka Pendaftaran Astranauts 2024: Syarat, Topik, dan Hadiah

Astra kembali menggelar kompetisi inovasi digital dan konferensi teknologi untuk startup dan mahasiswa melalui Astranauts 2024.

Baca Selengkapnya

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

49 hari lalu

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)

Baca Selengkapnya