Aset Bank Permata Tumbuh 31 Persen Jadi Rp 219 T Didorong Pertumbuhan Kredit

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 31 Oktober 2021 16:25 WIB

Ilustrasi PermataBank. Dok PermataBank

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan pertumbuhan aset 31 persen yoy menjadi Rp 219 triliun pada kuartal III 2021. Realisasi tersebut mempertahankan posisi PermataBank di jajaran 10 bank komersial terbesar di Indonesia dari nilai total aset.

Direktur Utama PermataBank, Chalit Tayjasananant, mengatakan salah satu pendorong pertumbuhan aset perseroan adalah penyaluran kredit juga tumbuh signifikan yakni 21 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 124,2 triliun pada akhir September 2021.

"Lonjakan ini terutama terjadi pada pertumbuhan kredit korporasi sebesar 45 persen yoy dan pertumbuhan KPR sebesar 23 persen yoy," ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip pada Minggu, 31 Oktober 2021.

Pada periode yang sama, Bank Permata mencatatkan laba bersih setelah pajak senilai Rp 831 miliar pada kuartal III 2021. Laba tersebut meningkat secara signifikan sebesar 93 persen atau hampir dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang sebesar Rp 430 miliar.

"Nilai itu meningkat secara signifikan sebesar 93 persen atau hampir dua kali lipat dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 430 miliar," kata Chalit.

Dari sisi keuangan, simpanan nasabah tumbuh sebesar 23 persen yoy, terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 28 persen. Kenaikan ini sejalan dengan strategi untuk fokus pada pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah.

"Hal ini untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang," katanya.
<!--more-->
Sejalan dengan hal tersebut, rasio CASA PermataBank naik menjadi 53 persen, lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51 persen.

Sejalan dengan pertumbuhan aset, Bank Permata meningkatkan pendapatan operasional sebesar Rp 7,5 triliun atau sebesar 17 persen yoy.

Pertumbuhan pendapatan operasional yang dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 28 persen. Hal ini mencerminkan pengelolaan dana, baik simpanan nasabah maupun dana setoran modal dari pemegang saham, secara optimal.

Tak hanya itu, laba operasional sebelum pencadangan juga tumbuh 28 persen yoy menjadi Rp 3,5 triliun. Dibarengi dengan perbaikan Rasio Beban Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi sebesar 88 persen.

Tahun lalu BOPO BNLI sebesar 92 persen yang dikontribusikan oleh penurunan pencadangan kerugian kredit, seperti perbaikan kualitas portofolio kredit. Kualitas portfolio kredit perseroan masih terjaga dengan baik dengan rasio NPL gross dan netto masing-masing sebesar 3,3 persen dan 0,9 persen, terkoreksi menjadi lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu dengan rasio masing-masing sebesar 3,8 persen dan 1,5 persen.

Chalit pun menjelaskan Bank Permata mencatat pencadangan kerugian kredit untuk mengantisipasi potensi kerugian kredit yang dapat terjadi sebagai akibat pandemi. Di mana, Bank Permata dapat mempertahankan rasio NPL coverage sebesar 217 persen, hampir dua kali lipat dari rasio cakupan NPL tahun lalu sebesar 118 persen.

"Rasio permodalan bank adalah yang terkuat di antara 10 besar bank komersial di Indonesia, dengan rasio CAR dan CET-1 sebesar masing-masing 34 persen dan 26 persen. Hal ini menjadi key enabler bagi bank untuk mendorong pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun anorganik,” kata Chalit.

Dia pun mengatakan Bank Permata terus memperkuat komitmen untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mendukung pemulihan perekonomian dengan menjalankan fungsi intermediasi secara efektif dan efisien dengan dukungan dari Bangkok Bank PCL sebagai pemegang saham pengendali.

"Menjadi bagian dari Bangkok Bank Group yang merupakan Bank Korporasi terkuat di Thailand, Bank Permata akan terus memperkuat branding position sebagai bank universal di Indonesia dan melakukan inovasi dan investasi yang berkelanjutan, baik dalam hal penawaran produk yang relevan maupun di bidang perbankan digital untuk memberikan layanan dan pengalaman bertransaksi yang menyenangkan dan memuaskan bagi nasabah di segmen Ritel, SME, Komersial dan Korporasi," kata Chalit.

BISNIS

Baca juga: Bank Permata Catat Laba Bersih Rp 639 M pada Semester I 2021

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 jam lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

20 jam lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

1 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Penagih Utang Diamuk Nasabah, Bos PNM Mekaar: Tak Bisa Dihindari

1 hari lalu

Penagih Utang Diamuk Nasabah, Bos PNM Mekaar: Tak Bisa Dihindari

Penagih PNM Mekaar kerap menghadapi nasabah yang mengamuk ketika angsuran kreditnya ditagih.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

5 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya

Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 22 Miliar per Kuartal I 2024

5 hari lalu

Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 22 Miliar per Kuartal I 2024

Dana pihak ketiga Bank Jago tumbuh 42 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Baca Selengkapnya